REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Harapan untuk menyelamatkan 18 penambang Turki yang terjebak di tambang batu bara yang terendam banjir memudar.
Tim penyelamat, termasuk penyelam, melanjutkan pencarian di luar kota Ermenek di provinsi Karaman, Selasa (28/10).
Insiden tersebut merupakan kecelakaan industri besar kedua yang terjadi di tambang Turki dalam enam bulan. Bencana paling mematikan terjadi Mei lalu dimana 301 penambang tewas. Ratusan penambang Turki tewas tiap tahunnya.
Menteri Energi Taner Yildiz mengatakan kedalaman air telah melewati wilayah dimana penambang berada. "Air naik satu meter tiap dua jam. Kami bekerja melawan waktu," ujar dia dalam pernyataan di televisi, seperti yang dilansir Reuters, Rabu (29/10).
Dia menambahkan 34 orang sedang bekerja sekitar 350 meter di bawah tanah saat banjir terjadi. Belum diketahui dari mana air berasal. Kemungkinan dari penampung air hujan atau sumber lain.
Media Turki melaporkan air dalam jumlah besar membanjiri tambang dengan cepat, Selasa, pukul 15.00 waktu setempat. Ratusan pekerja penyelamat terus memompa air, tapi air terus membanjiri tambang.