Rabu 29 Oct 2014 08:29 WIB

Perusahaan Fotografi Ini Malah Jadi Penyuplai Obat Ebola

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Mansyur Faqih
Virus Ebola (ilustrasi).
Foto: Wikipedia.org
Virus Ebola (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Fujifilm berpotensi menjadi pemain tunggal dalam industri obat Ebola. Pekan lalu, perusahaan yang terkenal dengan produk kamera itu meningkatkan suplai obat Ebola, Avigan.

Obat itu digunakan untuk penyembuhan pasien dari Afrika dan Eropa yang terinfeksi. Fujifilm mengklaim memiliki persediaan yang cukup untuk mengobati 20 ribu pasien Ebola. Juga memiliki stok bahan aktif yang cukup untuk mengobati 300 ribu pasien yang membutuhkan beragam perawatan kesehatan.

Fujifilm berpotensi menuai kredibilitas di bidang farmasi. Yaitu jika obat itu berhasil menyembuhkan pasien terinfeksi Ebola yang telah menewaskan lebih dari lima ribu orang.

Kesempatan untuk merambah industri kosmetik, suplemen makanan, dan alat kesehatan juga makin terbuka seperti booming kamera beberapa dekade lalu.

"Fujifilm lahir kembali menjadi perusahaan yang akan mengubah masa depan di enam sektor bisnis baru," kata CEO Fujifilm Shigetaka Komori dalam HUT perusahaan ke-80, demikian dilansir AFP, Rabu (29/10).

Migrasi usaha dari foto ke farmasi tidak mudah. Perusahaan harus bersaing dan menahan kritik karena menekan usaha farmasi kecil.

Namun, usaha ini ditiru oleh perusahaan elektronik lain. Sony juga sudah memulai mengumpulkan para ahli untuk mengembangkan alat analisis sel kanker, Blu-Ray

Panasonic juga tengah mengembangkan mesin kesehatan. Sementara Toshiba bahkan sudah membuka rumah sakit di Tokyo.

"Lingkungan pasar yang berubah membuat para raksasa industri juga bergerak ke sektor baru dan sektor kesehatan cukup menjanjikan," kata analis senior SMBC Nikko Securities, Yasuhiro Nakazawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement