Ahad 02 Nov 2014 10:15 WIB

Berkuda 3.000 Km, Empat Pengelana Kumpulkan Dana Rp 400 Juta

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Empat pengelana yang menunggang kuda sejauh 3.000 Km dari Queensland ke Tasmania baru saja menyelesaikan perjalanan mereka yang berlangsung selama 100 hari.

Bulan Juli lalu, sepasang suami istri dari Launceston (Tasmania), seorang peternak asal Queensland, dan seorang turis asal Belanda memulai perjalanan sejauh 3.000 km tersebut dari Longreach menuju Tasmania. Pada Kamis (30/10) ini mereka tiba di Hobart dengan kapal The Spirit of Tasmania dan salah seorang di antaranya Terril Riley-Gibson mengatakan lega bahwa mereka bisa menyelesaikan perjalanan tersebut.

"Lega bisa selesai dan sekarang kami kembali ke rumah." kata wanita tersebut belum lama ini.

Bersama suaminya seorang dokter, Andrew Gibson, seorang peternak, Harold Riley berusiaa 76 tahun, dan Anna Hoogeboom, seorang arsitek asal Belanda, keempatnya menunggang kuda selama 60 jam.

 

Keempatnya melakukan hal tersebut guna mengumpulkan dana bagi dua lembaga yaitu  Leukaemia Foundation dan Royal Flying Doctor Service. Bagi Riley-Gibson ini merupakan perjalanan guna merayakan keberhasilan mereka mengatasi penyakit yang mereka derita.

Suaminya Andrew Gibson didiagnose mengidap kanker daerah (leukaemia) enam tahun lalu, dan menerima cangkok sel punca dua tahun lalu.

Dalam waktu bersamaan, istri Andrew Gibson menderita serangan jantung. Sementara itu, Harold Riley, yang merupakan ayah dari Terril merasa berhutang budi dengan Jasa Layanan Dokter Jarak Jauh (Royal Flying Doctor Service), setelah mereka memberikan bantuan atas berbagai kecelakaan yang pernah dialaminya selama menjadi peternak.

"Mungkin terlihat alasannya sepele, namun kami ingin menyumbangkan kembali apa yang pernah mereka lakukan." kata Riley-Gibson.

Dalam perjalanan sambil mengumpulkan dana ini mereka berhasil mendapatkan hampir $ 40 ribu (sekitar Rp 400 juta).

Menurut Riley-Gibson selama perjalanan tiga bulan tersebut, kuda-kuda mereka tidak pernah menimbulkan masalah, dan yang bermasalah malah mobil yang membantu membawaa peralatan untuk memasak dan berkemah.

"Kami mengalami pecah ban selama enam kali, dan bahkan sekali bannya benar-benar hancur." katanya.

Ayahnya Harold yang sudah berusia 76 tahun juga beberapa kali mengalami diare dan sakit punggung.

"Salah seorang keponakan saya mengatakan " wah kamu mungkin sudah terlalu tua untuk melakukan hal-hal seperti ini? tetapi usia itu kan cuma angka." kata Harold yang mengatakan dia akan tetap menunggang kuda selagi fisiknya memungkinkan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement