REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengecam keras tindakan pemerintah Israel menutup akses ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Indonesia mendesak Israel agar segera membuka kembali Masjid Al-Aqsa.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Esti Andayani melalui pernyataannya dilansir Reuters, Jumat (31/10), mengatakan penutupan tempat ibadah, seperti Masjid Al-Aqsa, merupakan pelanggaran hak asasi mendasar, khususnya kebebasan beragama bagi umat Islam di Yerusalem.
Dia menambahkan Israel sebagai kekuatan pendudukan harus segera membuka akses dan menjamin keselamatan umat Islam untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Esti menyatakan Indonesia prihatin terhadap meningkatnya ketegangan dan kekerasan di Yerusalem. Dia meminta semua pihak menahan diri. Aparat keamanan Israel diminta segera menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil Palestina.
Otoritas Israel menutup Masjid al-Aqsa di Yerusalem buat para jamaah untuk pertama kalinya sejak 1967, Kamis (30/10) pagi. Penutupan al-Aqsa dilakukan tak lama setelah insiden penembakan terhadap kelompok aktivis sayap kanan Yahudi, Yahuda Glick, Rabu.
Glick selama ini merupakan advokat yang memperjuangkan akses lebih besar buat Yahudi untuk memasuki Kuil Suci di area itu. Aktivis Yahudi mengklaim tepat di bawah Alqsa terdapat Kuil Haikal Sulaiman yang menjadi tempat suci mereka.
Glick ditembak tiga kali oleh pelaku yang menggunakan sepeda motor. Beberapa jam kemudian, polisi Israel menembak Mutaz Hijazi di Yerusalem yang diklaim sebagai tersangka pembunuh Glick.