REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf membuka salah satu pusat perawatan ebola terbesar di ibukota Monrovia.
Pembukaan dihadiri pejabat Amerika Serikat, PBB dan dokter Kuba. Pusat penanganan ebola itu mampu menampung 200-300 pasien. Pusat perawatan itu adalah sebuah tenda plastik berwarna putih bertuliskan USAID.
"Ini membesarkan hati untuk melihat penurunan kasus ebola yang tidak terpikirkan dua bulan lalu. Kami mulai membuat kemajuan," ujar Duta Besar AS Deborah Malac, dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (1/10).
Pendapat lain mengatakan perintah Sirleaf agar mayat korban ebola di ibukota dikremasi telah menyebabkan orang-orang dengan gejala ebola bersembunyi di rumah, karena kremasi melanggar tradisi.
Doctors Without Borders, yang dikenal sebagai MSF, mengatakan sampai Selasa ada sekitar 80 pasien di fasilitas ebola berkapasitas 250 tempat tidur miliknya.