REPUBLIKA.CO.ID, OUGADOUGOU -- Partai oposisi Burkina Faso dan Uni Afrika telah menolak pengambilalihan kekuasaan oleh militer di negara Afrika Barat iti. Pengambilalihan militer dilakukan setelah pengunduran diri Presiden Blaise Compaore.
Dilansir dari Aljazirah, sebuah koalisi partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat sipil bertemu pada Sabtu (1/11) malam. Merek mengeluarkan pernyataan di mana mereka menggambarkan pengambilalihan militer merupakan perampasan kemenangan rakyat.
"Kemenangan pemberontakan dan manajemen transisi milik rakyat dan tidak bisa negitu saja direbut oleh tentara. Kami menegaskan kembali bahwa transisi ini harus demokratis dan dengan karakter sipil," ungkap pernyataan partai-partai oposisi, yanh mengumumkan akan menggelar demonstrasi di tempat yang luas di de la Nation pada Minggu (2/11) pagi.
Sebelumnya militer menunjuk Letnan Kolonel Isaac Zida, wakil komandan pengawal presiden elit, sebagai kepala negara pada hari Sabtu.
Salah satu penguasa lama yang memimpin Afrika, Compaore mengundurkan diri pada hari Jumat setelah dua hari demonstrasi massa terhadap usahanya untuk mengubah konstitusi untuk memperpanjang 27 tahun kekuasaannya.
Setidaknya tiga orang tewas setelah pengunjuk rasa menyerbu gedung parlemen dan membakarnya.n Gita Amanda