REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II Ahad berjanji akan menentang setiap upaya Israel untuk mengubah status tempat suci Muslim atau Kristen di Jerusalem.
"Yordania akan terus menghadapi, dengan segala cara, kebijakan sepihak Israel dan langkah-langkah di Jerusalem serta melestarikan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen, sampai perdamaian dikembalikan ke tanah yang damai," kata raja dalam satu pidato.
Yordania, yang memerintah Jerusalem timur dan Tepi Barat sebelum negara Yahudi itu merebut wilayah Palestina dalam perang Timur Tengah 1967, memiliki tanggung jawab atas tempat-tempat suci di sektor timur yang dicaplok Israel.
Status Yordania sebagai kustodian diabadikan dalam perjanjian perdamaian 1994 dengan Negara Yahudi itu. Kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem timur Kota Tua telah menjadi pusat perlawanan Palestina menghadapi upaya Yahudi yang akan mengambil kendali wilayah itu, dan memicu bentrokan antara demonstran dan polisi Israel untuk beberapa bulan terakhir.
Situs ini adalah suci bagi Muslim dan Yahudi.