Senin 03 Nov 2014 05:08 WIB

Ebola Menyebar Paling Cepat di Sierra Leone

Peneliti sedang melakukan penelitian virus Ebola.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Peneliti sedang melakukan penelitian virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, SIERRA LEONE -- Virus Ebola menyebar sembilan kali lebih cepat dibanding dua bulan lalu di sejumlah daerah Sierra Leone, demikian temuan dari organisasi Africa Governance Initiative (AGI) yang disiarkan pada Ahad dalam sebuah laporan resmi.

"Sementara kasus baru terus turun di Liberia, Ebola di sisi lain terus menyebar dengan semakin cepat di sejumlah daerah Sierra Leone," kata AGI dalam laporannya, lapor AFP.

Rata-rata kasus baru di daerah pedalaman sekitar Freetown pada akhir Oktober lalu adalah 12 setiap harinya. Jauh lebih tinggi atau sembilan kali lipat dibanding angka 1,3 pada awal September.

Penyebaran Ebola juga meningkat cepat di ibu kota Sierra Leone, Freetown, dengan angka rata-rata enam kali lebih tinggi dibanding dua bulan lalu. Analisis dari AGI tersebut didasarkan pada angka kasus baru yang tercatat oleh kementerian kesehatan Sierra Leone.

Laporan AGI muncul setelah utusan Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa membanggakan perlambatan penyebaran di sejumlah wilayah dan semakin baiknya praktik penguburan korban virus Ebola. AGI, yang merupakan organisasi masyarakat sipil yang dibentuk mantan perdana menteri Inggris Tony Blair, menyatakan bahwa meskipun gambaran besar wabah Ebola telah berubah, situasi di Afrika Barat masih "sepenuhnya berada dalam krisis."

"Pemerintah Sierra Leone telah melakukan langkah nyata dalam hal pencegahan wabah dengan memperluas akses perawatan dan perubahan praktik penguburan korban," kata kepala AGI, Nick Thompson.

"Namun kita tidak boleh beristirahat sampai wabah Ebola benar-benar dihentikan. Dan berdasarkan temuan perkembangan kasus baru di sejumlah wilayah pedalaman Sierra Leone, kita masih mempunyai pekerjaan besar untuk mengatasi Ebola," kata Thompson.

Menurut perhitungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 5.000 orang tewas akibat Ebola. Sementara di sisi lain, sudah 13.000 orang terjangkit virus tersebut meski WHO mengakui bahwa jumlah sebenarnya berpotensi jauh lebih besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement