REPUBLIKA.CO.ID, Sejak APEC terbentuk pada 1989, tarif perdagangan di Asia Pasifik mencapai 16,9 persen. Angka itu berhasil ditekan menjadi 5,7 persen pada 2011.
Untuk target 2014, tarif 54 jenis barang direncanakan di bawah 5 persen. Penghematan dari pengurangan tarif ini mencapai 58,7 miliar dolar AS.
Para pemimpin APEC juga sepakat berupaya lebih keras mewujudkan liberalisasi perdagangan. Tiap-tiap negara berkomitmen mengurangi berbagai hambatan yang mengganggu arus barang dan modal di kawasan.
Ketua Panitia Nasional APEC 2013 Hatta Rajasa mengatakan, semangat liberalisasi tersebut untuk mencegah proteksionisme. “Ketika satu negara melakukan proteksi, maka negara itu akan mendapatkan perlakuan yang sama dalam perdagangan dengan negara lain,” ujarnya.
Saat ini, kata Hatta, zamannya perdagangan terbuka sehingga proteksionisme tidak lagi populer. “Kita harus mempersiapkan diri. Inovasi teknologi harus terus ditingkatkan, begitu juga dengan kualitas pekerja.”
Presiden Cina Xi Jinping mendukung berlangsungnya liberalisasi perdagangan di Asia-Pasifik. Jinping menyampaikan komitmen negaranya untuk meningkatkan pembaruan dan keterbukaan dalam semua aspek.
Cina yang akan menjadi tuan rumah pertemuan APEC 2014 mengusung kesejahteraan dan kemitraan yang lebih luas di kawasan Asia-Pasifik.
"Hal tersebut melingkupi strategi keterbukaan yang lebih proaktif. Yang mempertegas keseimbangan dalam perdagangan luar negeri, lingkungan hukum yang memungkinkan perusahaan asing dapat beroperasi di Cina, dan perencanaan seluruh kerja sama dan keterbukaan regional serta global," kata Jinping.