Senin 03 Nov 2014 09:53 WIB

Mengukuhkan Kembali Semangat APEC (3)

Para pemimpin negara-negara APEC.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara/ca
Para pemimpin negara-negara APEC.

Dinamika APEC

APEC berdiri kala dinamika ekonomi politik Asia-Pasifik pada akhir 1993 memasuki babak baru, terutama dalam bentuk pengorganisasian kerja sama perdagangan dan investasi regional.

Sebetulnya, sejak 1970-an, negara-negara Asia-Pasifik telah menjalin hubungan dagang yang menjadikan pertumbuhan ekonomi mereka melambung tinggi. Hubungan dagang yang terjalin itu tidak dalam bingkai kerangka kerja sama formal maupun hubungan diplomatik.

Sebelum APEC lahir, para pengusaha di Asia-Pasifik sempat membentuk Pacific Basin Economic Council (PBEC) pada 1969.

Organisasi ini beranggotakan pengusaha dari semua negara Asia-Pasifik, kecuali Korea Utara dan Kamboja. Pada 1980, muncul Pacific Economic Cooperation Council (PECC), organisasi yang lahir di Canberra, Australia.

PECC dibentuk untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional, terutama perdagangan, sumber daya manusia, alih teknologi, energi, dan telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal, PECC melibatkan pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan akademisi.

Salah satu hasil kegiatan PECC adalah terbentuknya Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) sebagai wadah kerja sama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik di bidang ekonomi. Pembentukan APEC atas usulan Perdana Menteri Australia Bob Hawke.

Pada awal berdirinya, APEC beranggotakan 12 entitas ekonomi, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Singapura (negara-negara ASEAN), serta enam mitra dialognya, yaitu Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat.

Pada 1991, APEC menerima Cina, Hongkong, dan Taiwan sebagai anggota. Dalam pertemuan di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan Papua Nugini dan Meksiko sebagai anggota.

Saat ini, APEC memiliki 21 anggota yang kebanyakan adalah entitas ekonomi yang memiliki garis pantai ke Samudra Pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement