REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam satu pertemuan di Amerika Serikat (AS) beberapa tahun lalu, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi menyebut zaman keemasan minyak akan berakhir jauh sebelum minyak di perut bumi habis.
Dunia saat ini, kata Ali, menghadapi persoalan serius atas ketersediaan energi fosil yang telah menjadi aktor utama pertumbuhan ekonomi global.
Lembaga-lembaga energi dan ekonomi internasional pun mengingatkan arti penting reformasi untuk membentuk lanskap atau arsitektur baru energi bagi bangsa-bangsa. Seperti Agen Energi Internasional (IEA), Negara-Negara Produsen Minyak (OPEC), dan Dana Moneter Internasional (IMF).
IMF pun ikut menyiapkan sejumlah langkah reformasi yang diperlukan. Begitu pula lembaga lainnya. termasuk Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Meksiko dan Iran menjawab ramalan Ali dan peringatan lembaga ekonomi itu dengan melakukan perubahan atas kebijakan dalam negeri mereka. Meksiko menyiapkan arsitektur baru energi nasional sejak beberapa tahun ini.
Agustus tahun ini, draf reformasi itu diajukan dalam bentuk rancangan undang-undang untuk disetujui parlemen.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengaku optimistis rancangan arsitektur baru energi ini akan mendorong negerinya berdaulat secara energi dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. "Kita jelaskan kepada rakyat bahwa ini jalan terbaik yang harus dilalui," kata Presiden Nieto, beberapa waktu lalu.
Meksiko menghadapi persoalan atas produksi minyak dalam negeri yang terus merosot. Pada tahun lalu saja produksi minyak yang mayoritas dikuasai Petroleos Mexicanos (Pemex), BUMN migas, masih menyentuh angka 3,8 juta barel per hari (bph).
Sementar pada tahun ini hanya tersisa 2,5 juta bph. Presiden Nieto ingin mengembalikan kejayaan produksi Meksiko pada 2018 agar bisa menyentuh 3 juta bph lagi.
Subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Meksiko juga tergolong tinggi, jauh sebelum reformasi energi diberlakukan. Sebelum 2013, subsidi BBM Meksiko rata-rata mencapai 19 miliar dolar AS per tahun atau 1,7 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Pada akhir 2012, sejalan dengan perubahan kebijakan energi, harga BBM dinaikkan secara bertahap untuk mengurangi sejolak sosial. Pada 2009, BBM di Meksiko separuh harga di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 4 dolar AS per galon. Sementara pada tahun ini harga keduanya sudah sama.