REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang politisi sayap kanan Israel, mengabaikan seruan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menahan diri setelah bentrokan di kompleks Al-Aqsa. Ahad (2/11), politisi yang mendukung warga Yahudi berdoa di Al-Aqsa, mengunjungi situs suci umat Muslim itu.
Dilansir dari kantor berita Reuters, anggota parlemen Likud Moshe Feiglin, seorang Yahudi Ortodoks, menghabiskan waktu sekitar satu jam di kempleks Al-Aqsa. Mengenakan setelan dan dasi, ia menundukkan kepalanya di samping seorang pria Muslim yang berdoa dan berlutut. Ia berpose untuk foto di depan Kubah Batu, tempat di mana Nabi Muhammad diyakini naik ke surga.
Saat ia berjalan mundur dari Kubah untuk berdoa, ia dikelilingi polisi bersenjata. Sementara Muslim yang ada di sana meneriakkan Allahu Akbar.
Feiglin selama ini telah menjadi duri di kubu Netanyahu, dengan kampanyenya untuk mengubah status quo Al-Aqsa. Selama puluhan tahun, kompleks yang dijalankan otoritas keagamaan Yordania, membebaskan warga Yahudi melakukan kunjungan ke Al-Aqsa tetapi tak boleh berdoa di sana.
Aktivis Yehuda Glick diserang saat konferensi di Yerusalem pada Rabu (29/10), di mana ia menyerukan orang-orang Yahudi untuk memiliki kebebasan berdoa di Al-Aqsa. Feiglin berdiri di sampingnya saat dia ditembak.
Netanyahu sebelumnya telah menyerukan ketenangan dan pengendalian diri pada anggota parlemennya.