REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Liga Arab memperingatkan Israel telah mencapai garis merah, setelah bentrokan terbaru kembali terjadi di Yerusalem. Mereka mendesak dunia internasional memberi tekanan pada Israel, untuk menghentikan 'pelanggaran' di komplek suci Al-Aqsa.
Dilansir dari Ahram Online, sebelumnya Israel memerintahkan penutupan komplek Al-Aqsa untuk semua pengunjung baik Yahudi maupun Muslim, pada Kamis (30/10) pagi. Perintah penutupan dilakukan setelah pada Rabu (29/10) malam terjadi penembakan [ada seorang aktivis Yahudi.
"Israel telah mencapai garis merah," kata wakil Ketua Liga Arab Ahmed Ben Hill.
Ia juga meminta anggota Liga Arab dan masyarakat internasional, untuk menghentikan praktek pendudukan Israel di Yerusalem.
"Mengusik Yerusalem akan menyebabkan hasil dengan konsekuensi tak terhitung," tambahnya.
Pernyataan Liga Arab keluar beberapa saat setelah, anggota parlemen sayap kanan Israel Moshe Feiglin mengunjungi komplek di Yerusalem timur. Ia mendesak orang-orang Yahudi agar bisa berdoa di sana, meski ada ketegangan terkait status Al-Aqsa.
Kunjungannya disambut tangis dan seruan 'Allahu Akbar', dari umat Muslim di sana.
Amerika Serikat pada Kamis, mendesak semua pihak di Yerusalem untuk menahan diri. AS mengatakan, menahan diri harus dilakukan oleh pihak Israel, Palestina dan Yordania untuk mencoba memulihkan ketegangan.
Wilayah Yerusalem timur telah direbut oleh Israel selama Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam langkah yang tak pernah diakui secara internasional. Komplek tersebut dilanda aksi kekerasan sejak awal Juli, di mana bentrokan meletus antara warga Palestina dan pasukan polisi setiap harinya.