REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ratusan wartawan Mesir menolak pengekangan kebebasan pers yang dilakukan Pemerintah Mesir dalam upaya pemerintah menghadapi terorisme.
Wartawan Mesir mendukung upaya pemerintah memerangi terorisme yang dikatakannya sebagai tugas negara dalam menjaga keamanan rakyatnya. Namun, tidak berarti pemerintah harus mengekang kebebasan pers.
Hal ini seakan menjadi jawaban atas pernyataan redaktur surat kabar kepada Presiden Fattah al-Sisi yang menyatakan akan terus mendukung Pemerintah Mesir.
Sebelumnya, Presiden Fattah al-Sisi, meminta kepada seluruh warga Mesir termasuk media untuk mendukung pemerintah setelah aksi serangan di Sinai yang menewaskan 30 tentara. Khaled el-Balshi, anggota Persatuan Wartawan Mesir, menilai ada indikasi dari Pemerintah Mesir untuk membuat media di Mesir menjadi satu suara.
Para pegiat demokrasi ini menuding Pemerintah Mesir secara serta merta membungkam perbedaan pendapat dengan akan menjatuhkan hukuman. Pada Jumat (31/10) fotografer dan tiga wartawan stasiun TV Al-Jazeera ditangkap karena merekam gambar unjuk rasa.
Bahkan ketiga wartawan yang bernama Peter Greste, Mohammed Fahmy, dan Baher Mohamed dijatuhi hukuman kurungan penjara dengan tujuh hingga 10 tahun.