Selasa 04 Nov 2014 08:44 WIB

Materi Tentang Islam Kembali Dimasukkan di Kurikulum Pakistan

Rep: c78/ Red: Esthi Maharani
Muslim Pakistan
Foto: Reuters
Muslim Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE — Pemerintah Pakistan di Provinsi Khyber akhirnya kembali memasukkan beberapa pelajaran agama Islam untuk dipelajari para pelajar Muslim di sana. Hal tersebut merespons protes para ulama dan tokoh Muslim Pakistan karena pelajaran agama Islam tersebut sempat disingkirkan oleh pemerintah sebelumnya.

“Pemberitahuan terkait restorasi kurikulum telah dikirim kepada otoritas terkait,” kata menteri pendidikan Atif Khan. Dengan begitu, lanjut dia, dalam waktu dekat kurikulum lama yang memuat materi tentang Islam akan diberlakukan.

Di antara yang dimuat dalam kurikulum lama yakni Bab mengenai sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, para sahabat Nabi, seorang penemu Pakistan bernama Mohammad Ali Jinnah, pejuang kemerdekaan seperti Syed Ahmed Shaheed dan materi keislaman lainnya. Materi tersebut sejak dua tahun lalu digantikan dengan bab tentang kisah mantan Raja Sikh Raja Ranjeet Singh, tokoh nasionalis Khan Abdul Ghaffar Khan dan lainnya oleh partai nasional Awami (ANOP).

Akhirnya, kurikulum lama itu kembali setelah protes keras dari lapisan umat Islam. Tetapi pemerintahan partai Pakistan-Tehrik-e-Isaf (PTI) yang dipimpin oleh mantan pemain cricket Imran Khan telah menerapkan kurikulum kontroversial tersebut pada tahun lalu sehingga memicu kritik luas.

Menghadapi respon keras dari salah satu partai Islam paling kuat di Pakistan bernama Jamaat-e-Islami, berupa pernyataan untuk keluar dari pemerintahan jika kurikulum Islam tidak dimasukkan kembali dalam pendidikan di Pakistan, partai PTI pun diam. Setelah setahun protes dan negosiasi, pemerintah KP akhirnya menyetujui untuk mengembalikan kurikulum lama Pakistan pada pekan lalu.

Kepala provinsi Jamaat-e-Islami, profesor Ibrahim Khan yang memimpin komite negosiasi partanya, mengkonfirmasi terkait restorasi kurikulum lama. Ibrahim mengatakan bahwa hal ini bukan masalah menang atau kalah antar partai, tetapi berkaitan dengan masa depan pendidikan generasi Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement