Selasa 04 Nov 2014 15:15 WIB

Kapal Tenggelam, 24 Migran Tewas di Istanbul

Jembatan Bosphorus, Turki
Foto: .
Jembatan Bosphorus, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Para anggota tim penyelamat mengambil 24 mayat dari laut di muara seat Bosphorus Istanbul Senin dan menyelamatkan tujuh orang lainnya setelah kapal yang membawa mereka tenggelam, kata Komando Penjaga Pantai Turki.

Puluhan ribu migran dari Afrika, Timur Tengah menumpang kapal-kapal yang penuh sesak dan sering tidak aman setiap tahun, dan ribuan dari mereka tenggelam dalam usaha-usaha mereka memasuki Uni Eropa melalui negara-negara pantai.

Kapal yang karam itu membawa 42 migran ilegal Afghanistan, termasuk 12 anak-anak dan tujuh wanita bersama dengan seorang kapten Turki, kata laman surat kabar Hurriyet. Diperkirakan kapal itu akan menuju Bulgaria dan Rumania.

Mayat-mayat ditutup dengan kain selimut diletakkan di satu dermaga di bagian Eropa selat Bosphorus Turki, kata seorang saksi mata Reuters.

"Mereka memakai baju pelampung. Tetapi ada mayat-mayat di maa-mana. Bayi-bayi, anak-anak. Kami mengambil 15 sampai 20 mayat," kaya nelayan Kadir Sert yang dikutip surat kabar Hurriyet.

Tujuh kapal penjaga pantai dan satu helikopter terus melakukan operasi-operasi pencarian di Laut Hitam sekitar lima kilo meter utara Bosphorus, kata penjaga pantai itu dalam satu pernyataan.

Agen-agen pelayaran GAC mengatakan kapal itu sedang menuju pelabuhan Constanta Rumania ketika tenggelam sekitar pukul 05.00 waktu setempat (10.00 WIB) dan diduga membawa 50 pengungsi.

Kantor gubernur daerah itu mengatakan satu tin penyelam juga dikirim ke laut itu. Tidak ada pernyataan resmi mengenai jumlah orang yang menumpang kapal itu.

Sebagian besar migrasi ke Eropa dilakukan melalui Laut Mediterenia dan Organisasi Internasional bag Migrasi (IO) mengatakan pekan lalu bahwa sekitar 3.200 migran tewas ketika berusaha melintas Mediterenea tahun ini.

"Banyak dari mereka adalah para korban geng-geng penjahat yang berusaha mencari keuntungan dari kesengsaraan orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan penindasan," kata IOM dalam satu pernyataan di lamannya.

Sekitar 150.000 migran "gelap",banyak dari merea dari negara-negara paling rusuh di Afrika dan Timur Tengah, tiba dengan selamat di Eropa dalam 10 bulan terakhir ini, katanya.

Jumlah para migran meningkat sejak pemberontakan "Arab Spring" yang menimbulkan kerusuhan di seluruh Afrika Utara dan perang saudara di Suriah.

Lalu lintas di selat Bosphorus, salah satu dari jalur-jalur perairan tersibuk dunia,ditutup pada pukul 10.20 waktu setempat (15.30 WIN) sehubungan dengan operasi-operasi pencarian dan penyelamatan dan dibuka kembali pukul 11.00 GMT (18.00 WIB).

Boshporus adalah satu rute penting bagi minyak Rusia dan komoditi-komoditi minysk sebagai satu-satunya saluran ke laut-laut dunia dari Laut Hitam.

Komisioner baru Uni Eropa bagi migrasi dan urusan dalam negeri Dimitris Avramopoulos mengatakan cemas atas tragedi itu.

"Penting sekali meningkatkan kerja sama menyangkut hal ini dengan negara-negara yang berfungsi sebagai tempat-tempat pemberangkatan bagi para migran yang berusaha mencapai negara-negara Uni Eropa", katanya dalam satu pernyataan dan menambahkan ia berencana akan melakukan satu pendekatan luas untuk menangani masalah migrasi itu dengan lebih efektif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement