Rabu 05 Nov 2014 10:45 WIB

PM Georgia Pecat Menteri Pertahanan Pro-Barat

Georgia
Foto: www.despiteborders.com
Georgia

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Perdana Menteri Georgia Irakly Garibashvili memecat menteri pertahanannya Selasa beberapa jam setelah ia mengecam penahanan sejumlah pejabat dalam kementeriannya bermotif politik dan menjadikan mereka yang mendukung hubungan lebih baik dengan Barat menjadi sasaran.

Langkah itu dapat memicu krisis dalam koalisi Mimpi Georgia yang beranggota enam partai. Sebangai anggota koalisi, partai Demokrat Bebas Menteri Pertahanan Irakly Alasania sekarang mempertimbangkan apakah meninggalkan pemerintahan dan membahayakan mayoritasnya di parlemen.

Alasania, salah seorang menteri yang sangat pro Barat dan paling populer, sebelumnya mengeritik penahanan seorang mantan pejabat dan empat pejabat lain yang masih aktif pekan lalu, dan juga tuduhan-tuduhan baru yang dialamatkan kepada beberapa perwira medis tentara, Selasa (4/11).

"Saya ingin sampaikan bahwa ini jelas bermotif politik," kata dia kepada wartawan.

"Saya ingin nyatakan bahwa ini merupakan serangan atas pilihan Eropa-Atlantik Georgia," tambahnya merujuk kepada kepentingan yang dinyatakan Georgia untuk bergabung dengan NATO dan persetUjuan perdagangannya dengan Uni Eropa.

"Ini adalah serangan atas struktur, yang ... dibedakan oleh reformasinya yang berhasil dan dibedakan atas jalan mencapai tujuan kebijakan luar negerinya," kata dia.

Garibashvili menyebut keterangan Alasania "tak bertanggung jawab."

"Bukannya membantu investigasi untuk memperoleh kebenaran obyektif, malah tindakan Irakly Alasania mempolitisi kementerian pertahanan dan angkatan bersenjata yang tak dapat saya terima dan berdampak negatif pada keamanan dan efisiensi tugas pemerintah," kata Garibashvili.

Menteri Negara untuk Eropa dan Integrasi Eropa-Atlantik Alexy Petriashvili dan juga dari paartai Demokrta Bebas, mengatakan setelah pengumuman tersebut ia akan menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Garibashvili Rabu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement