REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kondisi Yerusalem pasca penutupan Kompleks Masjid Al-Aqsa terus memanas. Meski Otoritas Israel telah kembali membuka Masjid Al-Aqsa tidak serta merta meregangkan ketegangan yang ada.
Terlalu represifnya Kepolisian Israel yang hanya memperbolehkan Jamaah yang berusia diatas 50 tahun untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa terus mendapat protes dari Warga Palestina.
Juru bicara polisi, Micky Rosenfeld, mengatakan telah terjadi serangan dalam bentuk mobil yang digunakan untuk menabrak orang-orang yang berada di jalan pada Rabu (5/11). Lokasi kejadian ini berada di Yerusalem Timur yang berjarak tak jauh dari tempat serangan serupa dua pekan lalu, kala seorang pria menabrakan mobilnya ke sebuah tempat pemberhentian tram.
Menurut BBC, tiga orang dilaporkan mengalami luka berat akibat serangan tersebut. Sebelum serangan ini terjadi, Polisi Israel telah menghadapi bentrokan langsung dengan warga Palestina yang berada di kompleks Haram al-Sharif.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim tengah menggodok aturan yang lebih keras terkait serangan seperti lemparan batu yang kerap dilakukan warga Palestina terhadap aparat Israel maupun kendaraan kepolisian Israel. Tidak tanggung-tanggung, hukuman mendekam selama 20 tahun penjara akan diberikan kepada warga Palestina yang melakukan tindakan tersebut.