Kamis 06 Nov 2014 07:37 WIB

Prancis Selidiki Drone Asing Terbang di Atas PLTN

Menara Effiel, Paris, Prancis.
Foto: Reuters
Menara Effiel, Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS, PRANCIS— Pihak berwenang Prancis terus menyelidiki laporan tentang serangkaian pesawat tanpa awak yang terbang di atas beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mereka. Walaupun pihak berwenang Prancis tidak membesar-besarkan masalah keamanan, organisasi-organisasi lingkungan Prancis semakin khawatir mengenai penerbangan pesawat-pesawat misterius itu.

Prancis melaporkan bulan lalu setidaknya ada 15 pesawat tanpa awak tak dikenal yang terbang di atas sembilan lokasi PLTN. Itu termasuk dua, hari Jumat dan Minggu, di atas lokasi pembangkit nuklir Dampierre-en-Burly, di bagian utara-tengah Perancis.

Pemerintah Perancis sedang menyelidiki asal pesawat-pesawat tanpa awak itu. Berdasar undang-undang Perancis, pesawat yang terbang dalam radius lima kilometer dari pembangkit nuklir dinyatakan melanggar hukum. Pelanggar diancam hukuman satu tahun penjara dan denda hampir 100 ribu dolar Amerika.

EDF,  perusahaan listrik milik pemerintah Perancis, mengatakan pesawat-pesawat tanpa awak itu tidak berdampak apapun pada operasi dan keselamatan pembangkit listrik itu, tetapi akan mengajukan mereka yang bertanggungjawab ke pengadilan.

Dalam wawancara di TV Perancis hari Minggu, Menteri Lingkungan Segolene Royal mengatakan pemerintah tidak mengecilkan maupun mendramatisir tindakan pesawat-pesawat tanpa awak itu. Walaupun ilegal, ia mengatakan, pesawat-pesawat itu tidak merupakan risiko keamanan bagi pembangkit listrik itu, yang dibangun tahan gempa dan tahan pesawat yang ditabrakkan ke sana.

Militer Perancis juga mengecilkan kemungkinan ancaman. Juru bicara Angkatan Udara Jean-Pascal Breton mengatakan militer terus menyelidiki penampakan pesawat-pesawat tanpa awak itu, tetapi saat ini tampaknya tidak ada peningkatan risiko keamanan.

Organisasi-organisasi lingkungan tidak setuju. Greenpeace Perancis, yang pernah menerobos pembangkit listrik nuklir untuk menunjukkan kerentanannya, mengecam pemerintah karena menganggap remeh ancaman.

Kepada radio Perancis, aktivis anti-nuklir Greenpeace Yannick Rousselet mengatakan, ukuran pesawat-pesawat tanpa awak yang melintas itu berbeda-beda, beberapa darinya mampu mengangkut muatan berat.

Dalam satu kasus, ia mengatakan, empat penampakan dilaporkan dalam satu hari bulan  Oktober, menunjukkan penerbangan yang diatur. Ia juga membantah klaim pemerintah mengenai keamanan fisik, dengan menyatakan tidak ada pembangkit listrik tenaga nuklir yang mampu menahan tabrakan pesawat.

Organisasi-organisasi lingkungan telah melobi Perancis agar mengurangi ketergantungan pada energi nuklir. Sebagai bagian dari kesepakatan pra-pemilu dengan Partai Greens, partai Sosialis yang berkuasa berjanji menutup 24 dari 58 reaktor nuklir negara itu dalam 10 tahun mendatang.

sumber : VOA Indonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement