REPUBLIKA.CO.ID, LUSAKA -- Polisi di Zambia pada Rabu (5/11) membantah laporan bahwa mereka telah menerima instruksi dari pemimpin sementara negeri itu untuk menangkap menteri pertahanan.
Media lokal melaporkan pemimpin sementara Guy Scott menginstruksikan polisi untuk menangkap Menteri Pertahanan Edgar Lungu tak lama setelah ia dipecat sebagai kepala Front Patriotik (PF), yang memerintah, pada Senin (3/11).
Pemecatan tersebut, yang dibatalkan pada Selasa (4/11) --setelah muncul reaksi dan kerusuhan di beberapa bagian negeri itu, mengakibatkan percekcokan di dalam tubuh partai yang memerintah dengan menteri dan pejabat senior partai yang mengadakan pertemuan darurat pada Selasa.
Penjabat juru bicara polisi Zambia mengatakan polisi tidak menerima instruksi apa pun untuk menangkap Lungu --yang juga adalah Menteri Kehakiman.
"Kami ingin menyatakan bahwa laporan tersebut tidak benar dan kami pada waktu dan sekarang tak memiliki keinginan untuk menangkap Lungu Yang Terhormat. Kami juga ingin menyatakan komandan polisi tidak menerima instruksi apa pun dari Penjabat Presiden Guy Scott untuk menangkap Lungu ...," kata juru bicara itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.
Polisi, katanya, saat ini sibuk menjaga hukum dan ketenangan saat negeri tersebut berduka buat Presiden Michael Sata, yang meninggal pada Selasa lalu.
Scott diangkat sebagai Penjabat Presiden setelah meninggalnya Sata dan negeri itu direncanakan mengadakan pemilihan presiden dalam waktu 90 hari. Namun, ia berdasarkan undang-undang dilarang mencalonkan diri sebagai presiden sebab kedua orang-tuanya dilahirkan di luar negeri, di Skotlandia.
Lungu, yang menjadi penjabat presiden sebelum meninggalnya Sata, dipandang sebagai orang yang mungkin menjadi calon presiden untuk memimpin partai yang memerintah sebab ia memiliki dukungan luas di dalam tubuh partai tersebut.