REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon Rabu malam mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengenai perang melawan kelompok garis keras Negara Islam (IS/ISIS) dalam kunjungan mendadak ke Baghdad, kata kantor Abadi.
Inggris melaksanakan serangan udara terhadap para kelompok itu, yang telah merampas daerah luas di Irak, sebagai bagian dari kampanye koalisi pimpinan AS untuk membantu pasukan Baghdad mendorong kembali kelompok tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Abadi menekankan upaya peningkatan "partisipasi suku dan kerja sama mereka dengan angkatan bersenjata kita," kata pernyataan kantornya.
Dukungan dari suku negara itu yang kuat akan menjadi kunci dalam perjuangan terhadap IS di pusat Sunni Arab di utara dan barat Baghdad.
Namun upaya tersebut mungkin telah menjadi pukulan bagi kampanye eksekusi gerilyawan terhadap satu suku yang menentang hal itu, di mana angka yang tewas makin meningkat.
Fallon, yang kunjungannya telah dirahasiakan untuk alasan keamanan, bertemu dengan Menteri Pertahanan baru Irak Khaled al-Obaidi pada Selasa, kata kementerian itu.
Berita itu muncul saat surat kabar The Times melaporkan bahwa Inggris sedang mempersiapkan untuk mengirim pasukan ke Irak untuk membantu melatih pasukan lokal untuk melawan gerilyawan IS.
Kementerian pertahanan di London tidak berkomentar langsung mengenai laporan itu, tetapi mengatakan pengumuman itu akan datang.
Bulan lalu, kementerian pertahanan Inggris mengumumkan bahwa satu tim tentara melatih pejuang Peshmerga Kurdi menggunakan senapan mesin berat yang disediakan oleh Inggris.
Perdana Menteri David Cameron telah mengesampingkan pengiriman pasukan tempur kembali ke Irak, waspada terhadap konflik baru enam bulan dari pemilihan umum.
Pasukan Inggris terakhir meninggalkan Irak pada tahun 2011, delapan tahun setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan dan membunuh Presiden Saddam Hussein.