Jumat 07 Nov 2014 14:00 WIB

Dewan Islam Tuntut Obama Bicara, Usai Penembakan Masjid di Los Angeles

Rep: C60/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden AS Barrack Obama
Foto: AFP/Al Arabiya
Presiden AS Barrack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pemerintah Amerika Serikat dituntut angkat bicara mengenai penembakan masjid yang terjadi di kawasan Coachell Valley, Los Angeles, Amerika Serikat, Selasa (4/11) pukul 05.00 dini hari waktu setempat.

Stetemen pemerintah dianggap bisa mengantisipasi merebaknya gerakan anti Islam di negara Paman Sam di lain hari.

"Para peminpin negara kita perlu angkat bicara, terutama mengenai peningkatan sentimen anti Islam yang bisa menyebabkan insiden serupa," ujar Direktur Eksekutif, Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) kawasan Los Angeles, Hussam Ayloush, seperti yang dilansir dari IslamOnline, Jumat (7/11).

Statemen Ayloush berkaitan dengan kejadian penembakan Masjid Coachella di Coachella Valley. Lima tembakan mengarah ke sebuah masjid tersebut terdengar oleh umat Islam yang sedang melakukan ibadah di dalam masjid.

Kepala Polisi daerah setempat, Kapten Andrew Shouse mengatakan tiga dari lima tembakan mengenai mobil Toyota Corolla yang diparkir di luar masjid. Sementara dua tembakan lainnya mengenai bangunan masjid.

"Ketika benar ada yang menargetkan masjid sebagai sasaran tembak, maka ini merupakan indikasi adanya kejahatan ras," ujar Andrew kepada The Desert Sun.

Menurut hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), tembakan tersebut mengarah persisi ke pintu utama masjid. Dua peluru yang mengenai masjid berhasil membolongi pintu utama dan merusak balok di depan gerbang masjid.

Dewan masjid terheran dengan kejadian itu. Pasalnya, selama ini belum pernah ada kejadian seperti itu di masjid tersebut.

"Hal ini tidak pernah di sini sebelumnya," ujar salah seorang dewan masjid, Salah Salah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement