Jumat 07 Nov 2014 20:11 WIB

Yaman Protes Ancaman Sanksi Terhadap Mantan Presiden Saleh

Bendera Yaman
Bendera Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Ribuan pendukung mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan gerilyawan Syiah turun ke jalan di Sanaa memrotes ancaman sanksi PBB terhadap orang kuat terguling itu dan para pemimpin gerilyawan.

Saleh, yang mundur pada awal 2012 setelah setahun unjukrasa diilhami Kebangkitan Arab, dianggap pendukung utama gerilyawan Huthi, yang merebut ibu kota Sanaa dan beberapa daerah lain sejak September.

Pengunjuk rasa, banyak membawa senapan-senapan mesin, berkumpul di Taman Tahrir di ibu kota Sanaa, meneriakan slogan-slogan memuji Saleh dan mengecam Washington karena mengusulkan sanksi-sanksi, kata seorang wartawan AFP.

"Rakyat menginginkan Ali Abdulah Saleh," teriak mereka, memperingatkan Presiden Abdrabuh Mansur Hadi, "Kami tidak akan tunduk pada Amerika!"

Partai Kongres Rakyat Umum (GPC) yang dipimpin Saleh memperingatkan sanksi akan meningkatkan krisis di Yaman, yang dilanda ketidak stabilan selama bertahun-tahun.

Dewan Keamanan PBB akan mengesahkan usul yang dirancang Amerika Serikat untuk memberlakukan larangan visa dan pembekuan asset-asset Saleh dan dua sekutunya, para komandan gerilyawan Huthi Syiah Abd al-Khaliq al-Huthi dan Abdullah Yahya al-Hakim , kata para diplomat di New York, Selasa.

GPC menuduh kedutaan besar AS di Sanaa memberikan satu ultimtum kepada Saleh untuk meninggalkan negara itu Jumat atau menghadapi sanksi-sanksi--sanksi lain yang Washington bantah.

Saleh menjadi presiden pertama Yaman setelah penyatuan Yaman Utara dan Yaman Selatan tahun 1990 tetapi mengundurkan diri sesuai dengan satu rencana perdamaian kawasan itu.

Gerilyawan Huthi memerangi Saleh ketika ia masih berkuasa tetapi mantan musuh itu kini nampaknya bersekutu.

Para pemrotes membawa foto-foto Saleh bersama dengan foto-foto pemimpin gerilyawan Adulmalik al-Huthi.

Abd al-Khaliq al-Huthi adalah adik pemimpin gerilyawan itu dan termasuk di antara para komandan yang menyerang Sanaa September.

Hakim adalah orang kedua dalam komando militer Abdulmalik al-Huthi.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu memiliki waktu sampai Jumat petang untuk mengajukan keberatan-keberatan sebelum usul-usul itu dikembalikan kepada komite sanksi-sanksi untuk diberlakukan.

Dewan Agustus menyerukan gerilyawan Huthi menghentikan pemberontakan bersenjata mereka terhadap Presiden Hadi dan memperingatkan sanksi-sanksi terhadap mereka yang mengancam stabilitas Yaman yang adalah sekutu penting AS dalam menghadap Alqaidah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement