Jumat 07 Nov 2014 21:41 WIB

Putin, PM Australia akan Bertemu di KTT APEC

Vladimir Putin
Foto: EPA/Alexander Zemlianichenko
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Vladimir Putin akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Tony Abbott, yang berjanji akan "menghadapi" presiden Rusia itu menyangkut kecelakaan pesawat MH17, pada saat berlangsungnya pertemuan puncak APEC di Beijing pekan depan, kata Kremlin, Jumat (7/11).

"Pihak Australia menyampaikan permintaan resmi bagi dilakukannya pertemuan saat konferensi tingkat tinggi APEC dan kami menyepakati pertemuan itu untuk dilangsungkan di Tiongkok," kata penasihat utama kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov, kepada para wartawan.

Pertemuan itu direncanakan akan berlangsung pada 11 November, yaitu hari kedua pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT).

"(Pertemuan, red) akan berlangsung singkat," kata Ushakov.

Kedua pemimpin itu juga diperkirakan akan bertemu di sela-sela pertemuan G20 di Ausralia pada 15-16 November yang dituanrumahi Abbott di Brisbane.

Namun, Ushakov menekankan bahwa pertemuan resmi kedua pemimpin akan terjadi di Beijing --bukan di Brisbane-- seperti yang diminta oleh para pejabat Australia.

Bulan lalu, Abbott menyatakan tekad bahwa dirinya akan "menghadapi" Putin soal hilangnya nyawa para warga negara Australia dalam peristiwa jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia di wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak pada Juli lalu.

Pekan ini, perdana menteri Australia itu juga mengatakan Putin tidak akan bisa menghindar dari "pembicaraan" soal kecelakaan itu.

Namun pada saat yang sama, Abbott mengatakan ia tidak mau pertemuan puncak G20 dibayang-bayangi oleh keretakan situasi tersebut.

Australia --bersama-sama dengan Amerika Serikat-- menuduh para pemberontak yang didukung Rusia sebagai pihak yang menembak jatuh pesawat penerbangan MH17 dengan menggunakan sebuah peluru kendali yang dipasok Moskow.

Rusia telah berkali-kali membantah tuduhan itu dan justru mengarahkan tudingannya ke arah Kiev terkait tragedi, yang menewaskan seluruh 298 orang di pesawat itu, termasuk 38 warga negara atau penduduk Australia.

Secara terpisah, sementara tidak ada rencana pertemuan antara Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, masih terbuka kemungkinan bahwa kedua pemimpin itu akan melakukan pertemuan di Beijing atau Brisbane.

"Para pemimpin punya kesempatan bagus untuk berbicara di sela-sela (pertemuan puncak, red)," kata Ushakov.

"Sulit untuk menebak-nebak apakah mereka akan berkomunikasi dalam satu atau lain kesempatan."

Bulan lalu, Putin menuding Obama bersikap bermusuhan setelah ia memasukkan "agresi Rusia" di Ukraina timur ke dalam daftar ancaman-ancaman global, bersama-sama dengan para pejihad Negara Islam serta wabah Ebola di Afrika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement