REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang mahasiswa tewas Jumat dalam bentrokan antara pendukung presiden terguling Mesir Muhammad Mursi dan polisi selatan Kairo, kata beberapa pejabat keamanan.
Kekerasan meletus ketika pendukung Mursi menggelar aksi protes setelah shalat Jumat (7/11) di Provinsi Fayoum, 100 kilometer (62 mil) selatan ibu kota.
Polisi menggunakan gas air mata setelah pengunjuk rasa menembakkan senapan burung pada mereka, kata pejabat keamanan, dan menambahkan bahwa lima demonstran telah ditangkap.
Penyebab pasti kematian mahasiswa 19 tahun itu masih belum jelas, kata pejabat departemen kesehatan Medhat Syukri, dan menambahkan bahwa tiga polisi juga terluka.
Pendukung Mursi masih mencoba untuk melakukan protes menuntut pemulihannya, namun aksi unjuk rasa mereka telah menyusut di tengah pemerintah melakukan tindakan keras mematikan sejak tentara menggulingkan kubu Islam tahun lalu.
Setidaknya 1.400 orang telah tewas dalam tindakan keras itu, sementara lebih dari 15.000 telah dipenjarakan dan ratusan lainnya dihukum mati.
Pihak berwenang telah memperketat keamanan di universitas-universitas setelah lebih dari selusin siswa tewas dalam kekerasan yang dipicu oleh protes-protes pro-Mursi selama tahun akademik terakhir yang berakhir pada April.