REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan pada Jumat (7/11) mengenai Teheran yang terus menahan informasi penting tentang program nuklirnya.
Hal tersebut dinilai dapat menimbulkan ancaman serius jika melampaui batas waktu yang telah ditentukan, yaitu 24 November 2014.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menunjukkan perhatian mereka mengenai kemungkinan adanya kegiatan yang dirahasiakan terkait organisasi militer, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan muatan nuklir untuk rudal.
“Iran diharuskan untuk bekerja sama sepenuhnya terkait semua isu yang beredar mengenai penggunaan nuklir oleh militer, dan memberikan akses langsung ke semua situs, peralatan, dokumen, dan personil yang bersangkutan,” terang sumber dari PBB seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/11).
Pada Februari lalu, Iran setuju untuk bekerja dengan IAEA untuk mengurangi ketegangan atas program nuklirnya. Sejak itu, IAEA mencari informasi tentang dugaan percobaan detonator yang dapat digunakan untuk mengaktifkan ledakan nuklir.
Iran bersikeras bahwa detonator digunakan untuk eksplorasi minyak atau keperluan militer non-nuklir.