Ahad 09 Nov 2014 13:42 WIB

Ribuan Warga Romania Protes Peraturan Pilpres

Rumania
Foto: education.randmcnally.com
Rumania

REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES -- Sekitar 10.000 orang melakukan protes di Rumania Sabtu (8/11), menuduh pemerintah membatasi suara dari para warga yang tinggal di luar negeri dalam pemilihan presiden.

Ribuan warga Rumania yang tinggal di luar negeri kabarnya tidak dapat memberikan suara dalam pemilihan presiden putaran pertama 2 November karena jumlah tempat pemungutan suara tidak cukup di negara-negara termasuk Prancis, Jerman dan Inggris.

Perdana Menteri Victor Ponta mengakhir dalam pemungutan suara pertama dengan memperoleh 40 persen suara, sementara pesaingnya dari konservatif Klaus Iohannis memperoleh 30 persen suara.

Akan tetapi, Iohannis meraih 46 persen suara dari kalangan warga Rumania yang tinggal di luar negeri,sementara Ponta hanya meraih 18 persen.

Pemilihan putaran kedua akan diselenggarakan 16 November.

Hampir 7.000 orang berkumpul di Cluj di daerah barat laut negara itu sementara 1.500 orang melakukan protes di kota Timisoara, tempat pemberontakan anti-komuni yang menyebabkan jatuhnya diktator Nicolae Ceausescu dimulai tahun 1989.

Para pemrotes di Timisoara menyerukan Ponta mundur, sementara ratusan orang juga berdemonstrasi di Bukares, Oradea dan Consttanra.

"Kami turun ke jalan-jalan untuk melihat apa yang terjadi Ahad lalu agar tidak terulang pada 16 November," kata seorang pemrotes di Bukares, Alexandra Alexe.

Presiden Train Basescu yang segera melepaskan jabatannya, Sabtu menyerukan Menteri Luar Negeri Titus Corlatean mundur, sementara menteri itu berjanji memperbaiki peraturan untuk pemilu putaran kedua.

Pemungutan suara itu dianggap satu ujian penting bagi bekas negara komunis itu pada saat di mana demokrasi mengalami kemunduran di sejumlah negara tetangga seperti Hongria, dan sementara krisis Ukraina mengganggu hubungan-hubungan antara Uni Eropa dan Rusia.

Kendatipun demikian presiden mendatang akan menghadapi masalah-masalah mendesak trrmasuk resesi dan tata kelola yang buruk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement