REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Di tengah meningkatnya agresi Israel ke Masjid Al-Aqsha, para pemimpin Turki berjanji untuk melindungi masjid suci umat Islam itu. Para pemimpin turki menilai tindakan Israel terhadap Al Aqsa itu seperti yang terjadi di Masjidil Haram, Ka'bah, Makkah.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak Israel menghentikan penjajahan di Palestina. Hal ini seperti dilansir On Islam net, Ahad (9/11) malam.
“Pemerintah Israel harus menghentikan serangan ini, kebiadaban ini. Apa yang akan mereka katakan jika ada serangan yang sama pada sinagog? Masjid Al Aqsa bukan hanya tempat ibada ummat muslim Palestina, tapi tempat ibadah semua Muslim,” kata Erdogan dalam kunjungan resmi ke Ibukota Turkmenistan, Ashgabat, Jumat (7/11).
“Aksi ini, menyerang Masjid Al Aqsa tidak dapat diampuni. Menyerang Masjid Al Aqsa adalah seperti menyerang Ka’bah," kata Erdogan menambahkan.
Ketegangan di kota suci itu semakin bertambah sejak pekan lalu, saat pemerintah Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsa dimana dengan adanya peristiwa penembakan Glick (Aktivis Israel) sebelum akhirnya Israel membukanya kembali sehari kemudian.
Kerusuhan itu berlanjut setelah pasukan Israel menewaskan seorang pria muda Palestina ,Rabbi,yang dianggap melakukan penembakan terhadap Glick, Rabbi terwas dalam serangan Israel pekan lalu di rumahnya di Yerusalem Timur.
Beberapa anggota parlemen Israel pun telah memasuki kompleks masjid, Hal ini menyulut kemarahan serta kecaman pejabat dari negara-negara Arab dan Muslim. Para pemukim Yahudi, juga ikut menerobos masuk ke Masjid Al Aqsa, hingga memicu bentrokan antara jamaah Muslim dan pasukan Israel.
Masjid Al Aqsa adalah kiblat pertama ummat Muslim (arah ummat muslim melakukan shalat) dan merupakan tempat suci ketiga setelah Ka’bah di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.