Senin 10 Nov 2014 16:53 WIB

Kerjasama Pertukaran Seni Australia dan Indonesia Sudah Berbuah

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Kerja sama pertukaran seni Indonesia-Australia mulai membuahkan hasil. Saat ini tengah berlangsung pameran di Yogyakarta dan Darwin. Programnya dinamakan kerja sama (collaboration) yang diprakarsai oleh Asialink.

Dalam program tersebut, peserta dari Australia diberi kesempatan mengunjungi Indonesia dan melakukan pameran di Yogyakarta. Demikian pula sebaliknya, peserta dari Indonesia berpameran di Darwin. Artis seni kontemporer Reko Rennie sekarang berada di Indonesia dan bekerja dengan seniman lain di Rumah Seni Cemeti di Yogyakarta.

Di Cemeti, Rennie yang juga warga Aborigin ini mengksplorasi ide mengenai berbagai perayaan kebudayaan dari sisi masyarakat aborijin, dan juga dalam konteks berbagai budaya berbeda.

Hasilnya dituangkan dalam karya seni berjudul Warriors Come Out To Play. "Warriors Come out to Play ini merupakan ide dari kombinasi dua film yang dibuat tahun 1979, film Amerika berjudul The Warriors dan film Australia Mad Max," kata Rennie dalam rilis yang dikirimkan ke ABC Internasional.

Karya dalam bentuk video, patung dan tekstil ini menggabungkan berbagai warga dan simbol khas yang dikembangkan Rennie berdasarkan latar belakangnya sebagai keturunan aborigin yang dibesarkan di Melbourne.

Seniman asal Indonesia Akiq AW menekuni seni fotografi, video dan instalasi. Fokusnya adalah pada kegiatan sehari-hari orang kebanyakan dalam hubungan dengan teknologi dan penemuan yang mereka lakukan.

Akiq menghabiskan waktu tiga bulan di Artback NT: Arts Development and Touring, Alice Springs, dimana dia mengekplorasi  konsep antara batas pribadi dan batas publik.

Ini kemudian menjadi eksibisi bersama berjudul Border dengan artis di galeri Watch This SPACE, Alice Springs. “Saya ingin belajar mengenai Alice Spring dan penduduknya, lewat berbagai penampilan fisik kota tersebut, lewat tatanan sosialnya," kata Akiq mengenai kehadirannya di Darwin baru-baru ini.

Sebagai hasilnya, Akiq diundang kembali ke Australia guna menampilkan pameran Border v.2.0 di Chan Contemporary Art Space, Darwin.

Akiq juga diundang untuk berbicara dalam forum internasional Trading Ideas, di Darwin, bersama dengan Asialink dan Artback NT, 31 October – 1 November.Ini adalah program kerja sama pertukaran pertama kali bagi keduanya. Kami senang sekali dengan hasilnya dan berbagai proyek kerja sama yang sudah terbangun karenanya. Inilah memang maksud dari Kerjasama." kata Manajer Seni Asialink, Eliza Roberts.

Kerja sama memang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan adanya para seniman profesional dari kalangan Aborijin. Program ini juga dibangun karena semakin banyaknya minat dari seniman Asia untuk mengunjungi kawasan pedalaman Australia dan keinginan memahami seni aborijin lebih mendalam.

Karena dianggap sukses maka program ini akan dilanjutkan lagi di tahun 2015. Mereka yang berminat bisa mengajukan diri mulai 12 November sampai 3 Desember 2014.

Warriors Come Out To Play  sedang dipamerkan di  Cemeti Art House, Yogyakarta, Indonesia 28 October – 29 November 2014.

Border v2.0 di Chan Contemporary Art Space, Darwin, Northern Territory 23 October – 16 November.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement