REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar kelaparan massal yang dialami ribuan pasien di Rumah Sakit Asy Syifa Gaza, mesti disikapi dengan sigap namun tetap didasarkan pada fakta dan data.
Maka, dalam memberikan bantuan kemanusiaan, lembaga Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) terus melakukan pemantauan dan pengecekan sebelum mengirimkan bala bantuan.
“Peduli itu harus, tapi jangan dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan,” kata pendiri sekaligus mantan presidium MER-C Joserizal Jurnalis kepada Republika merespons kabar kelaparan Massal di Gaza.
Dikatakannya, berdasarkan laporan dari relawan MER-C yang ditempatkan di Gaza, tidak ada kabar kelaparan massif terjadi di sana.
Bahkan, ia ragu kebenaran berita soal ribuan pasien kelaparan di Rumah Sakit As-Syifa. Sebab, pasien di rumah sakit tersebut jumlahnya ratusan saja.
Segera setelah mendengar kabar soal pasien kelaparan di Gaza, Jurnalis pun menghubungi salah satu relawan MER-C di sana bernama Nur Ikhwan untuk mengklarifikasi kebenaran kabar tersebut.
Namun, Nur Ikhwan mengatakan kabar tesebut tidak benar. Kelaparan memang terjadi, namun tidak massif dan Gaza memang tengah konsen dalam perbaikan infrastruktur sekaligus pemenuhan hidup sehari-hari di sana.
MER-C, selain membantu menjaga kesehatan kondisi masyarakat di sana, saat ini juga tengah menyiapkan penyediaan alat-alat perlengkapan untuk Rumah Sakit Indonesia yang dibangun di Gaza.
“Alhamdulillah, dana telah terkumpul. Insya Allah untuk pengadaan alat-alat kelengkapan rumah sakit akan selesai pada Januari 2015,” ungkap jurnalis menerangkan.