REPUBLIKA.CO.ID,
Selain menyerahkan rumah sakit berikut peralatannya, MER-C juga akan melakukan pendampingan selama waktu yang diperlukan dalam rangka melatih manajemen rumah sakit di sana.
sehingga ketika nanti dilepas Indonesia, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza akan bisa mandiri dalam mengoperasikan rumah sakit bagi masyarakat Gaza.
Wakil Presiden Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Imam Akbari menuturkan, ACT pun tengah melakukan pengecekan dan pemantauan agar tahu, apa saja yang dibutuhkan masyarakat Pelestina saat ini seiring kabar pasien kelaparan di sana.
Dikatakannya, pemberian bantuan akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan akan diprioritaskan pada pemberian paket gandum dan paket makanan lainnya yang dapat segera bisa dinikmati masyarakat di sana.
“Alokasi dana menunggu informasi yang dilakukan relawan di sana,” terangnya. Dikatakannya, informasi soal kelaparan pasien di Gaza telah menyebar ke seluruh dunia.
Maka, pastinya banyak masyarakat dunia yang mengirimkan bantuan. Karenanya, ACT akan melakukan pemantauan dan mengisi kawasan mana saja yang masih kurang dalam menerima bantuan.
Lebih lanjut, Presiden ACT Ahyudin melalui pesan singkat menuturkan, ACT melalui mitra kerja di Gaza segera mengirimkan bantuan pangan.
Disebutkannya, tahap awal akan dikirimkan bantuan senilai Rp 500 juta. “Dua bulan lalu ACT telah mengirimkan bantuan serupa senilai Rp 1,5 miliar,” katanya.