Selasa 11 Nov 2014 09:58 WIB

AS: Iran Hentikan Program Nuklirnya

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran
Foto: VOA
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Amerika Serikat mengatakan, Iran telah menghentikan program kontroversialnya untuk memperkaya uranium. Sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan rahasia, pada Jumat (7/11), yang menyatakan Iran sedikit demi sedikit menyuntikkan gas uranium alamnya menjadi centrifuge IR-5 yang berpotensi sebagai bom nuklir.

"Kami membicarakan masalah itu dengan Iran, segera setelah IAEA melaporkan hal itu, dan hal itu telah diselesaikan. Iran telah menegaskan bahwa mereka tidak akan melanjutkan aktivitas yang seperti dikutip dalam laporan IAEA, jadi itu sudah diselesaikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dilansir Reuters, Selasa (11/11).

Dia tidak mengatakan apakah kegiatan tersebut melanggar perjanjian interim yang telah dicapai antara Iran dan enam negara besar tahun lalu. Lantaran saat itu Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan mengurangi sanksi ekonomi.

Iran dan enam negara kekuatan dunia seperti Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat, telah berusaha untuk menegosiasikan kesepakatan yang komprehensif di mana Teheran akan menahan program nuklirnya. Imbalannya Iran mendapat bantuan pengurangan sanksi ekonomi.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di Muscat pada hari Senin (10/11), sebagai negosiator bekerja untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif sebelum batas waktu 23 November.

Institut Sains dan Keamanan Internasional kerap melacak program nuklir Iran, mengeluarkan analisis yang mengatakan Iran mungkin telah melanggar (perjanjian interim).

Iran dianggap menyuntikan gas uranium alam menjadi salah satu sentrifugal canggih, yaitu IR-5. Kelompok tersebut menambahkan, tidak ada uranium yang tengah diperkaya Iran ditarik dari mesin. Artinya Iran kembali melakukan pelanggaran perjanjian interim.

Iran selama ini mengatakan menghasilkan uranium rendah untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. Jika diproses lebih jauh, uranium halus tersebut bisa berubah menjadi inti ledakan bom, yang dikhawatirkan negara-negara Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement