REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Perjanjian nuklir Iran dengan G5+1 bermanfaat bagi semua negara kawasan, kata Menteri Luar Negeri Kesultanan Oman Yusuf bin Alawi, Senin.
Menurut harian "Alwatan", yang berkantor di Muscat, Alawi membuat pernyataan itu di sela-sela pembicaraan tripihak Iran, Amerika Serikat dan Uni Eropa di Oman.
Alawi juga menyuarakan harapan untuk keberhasilan pembicaraan nuklir yang diadakan di Muscat itu.
Oman sebagai tuan rumah perundingan akan melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi penyelesaian masalah program nuklir Iran, tambahnya.
Menteri luar negeri Iran, mitranya dari AS dan koordinator nuklir Uni Eropa memulai hari kedua pembicaraan segitiga mereka di Muscat pagi ini.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Catherine Ashton diperkirakan akan mencapai kesepakatan komprehensif atas program nuklir Iran setelah berbulan-bulan perundingan.
Mereka terfokus pada sengketa antara Iran dan G5+1, terutama tentang pengayaan uranium dan jadwal untuk mencabut sanksi-sanksi yang dikenakan itu kecurigaan itu.
Selama hari pertama pembicaraan trilateral pada Minggu, perwakilan Iran, AS dan Uni Eropa membahas isu-isu utama perselisihan termasuk cara mencabut sanksi dan pengayaan uranium.
G5+1 terdiri atas lima negara anggota Dewan Keamanan PBB AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok ditambah Jerman yang dalam hal ini diwakiliki oleh koordinator nuklir Uni Eropa Catherine Ashton.