Rabu 12 Nov 2014 12:27 WIB

Myanmar Tuan Rumah Para Pemimpin Dunia Sejak Reformasi

Bendera Myanmar
Foto: wikipedia
Bendera Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Myanmar menyambut para pemimpin dunia dalam pertemuan terbesar Rabu sejak dimulainya reformasi yang telah menghapusnya dari status negara pariah kendati masih ada kecemasan mendalam atas arah transisinya dari pemerintahan yang dipimpin junta militer selama bertahun-tahun.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang termasuk di antara para pemimpin dunia yang akan berada di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan KTT Asia Timur.

Pertemuan dua hari itu merupakan kulminasi dari apa yang telah Myanmar lakukan setahun terakhir dan menjadi perhatian diplomatik setelah menjadi ketua ASEAN 2014. Myanmar terisolasi karena kombinasi kebijakan mantan para pemimpin militernya yang memerintah secara otoriter dan sanksi-sanksi internasional.

Disksusi-diskusi hangat mengenai perselisihan maritim regional di Laut Cina Selatan mungkin akan mengemuka, dengan negara-negara anggota ASEAN termasuk Vietnam dan Filipina mencari dukungan AS dalam klaim mereka atas perairan yang disengketakan dengan Cina sebagai kekuatan regional.

Tetapi Beijing menolak untuk menandatangani satu tata perilaku (code of conduct) multilateral yang mengikat mencakup perairan yang kaya sumber daya dan masih diperselisihkan tersebut, kata para pakar. Tampaknya belum ada terobosan dalam kebuntuan itu, yang telah memperlihatkan ketegangan-ketegangan tahun ini.

"Sudah ada kemajuan dan akan terus berlanjut, lambat karena Cina mengulur-ulur pembicaraan (Code of Conduct) selama mungkin. Perjanjian akhir dapat dicapai beberapa tahun lagi," kata Ian Storey dari Institute of Southeast Asian Studies di Singapura.

Pada Rabu blok ASEAN juga akan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan India, Jepang dan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelum Obama mendarat malam hari dari KTT APEC di Beijing.

Obama dijadwalkan bertemu Presiden Myanmar Thein Sein dan pemimpin oposisi peraih hadiah Nobel Aung San Suu Kyi selama kunjungan dua malam di negara itu.

Di bawah Thein Sein, seorang mantan jenderal reformis, Myanmar disambut kembali oleh masyarakat internasional setelah memberlakukan reformasi termasuk pembebasan sebagian besar tahanan politik dan janji menyelenggarakan pemilihan bebas dan jujur tahun depan.

Sebagian besar sanksi yang diberlakukan atas negara itu dicabut karena pembaruan di Myanmar sementara investasi asing berdatangan ke pasar dari 60 juta orang itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement