REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Angka statistik terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan kenaikan upah di Australia sangat berada di titik terendah dalam sejarah.
Angka yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa seperti diperkirakan, kenaikan gaji tahunan adalah 2,6 persen, yang sudah terjadi selama dua kuartal berturut-turut. Sebelum krisis ekonomi global di tahun 2008, pertumbuhan kenaikan upah di Australia mencapai 4 persen setahun, dan sejak itu, pertumbuhannya semakin menurun, dan sekarang terendah sejak adanya pencatatan resmi di tahun 1997.
Tampaknya pengetatan anggaran yang dilakukan pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott mulai mempengaruhi sektor swasta. Kenaikan upah di sektor pegawai negeri menurun menjadi 2,7 persen, turun dari angka sebelumnya tahun lalu yaitu 3,3 persen.
Di Ibu Kota Australia, Canberra, juga terjadi penurunan kenaikan gaji, yang sekarang hanya naik 1,7 persen, karena banyak departemen pemerintah mendapat perintah untuk tidak menaikkan gaji para pegawai mereka. Di berbagai negara bagian, melesunya sektor pertambangan juga membuat para pekerja di sektor ini harus menerima pengurangan gaji besar-besaran. Di Australia Barat, yang memiliki banyak tambang besar, kenaikan gaji hanya sekitar 2,2 persen.
Menurut pengamat ekonomi Joshua Williamson, menurunnya tingkat kenaikan gaji ini masih akan terus berlanjut, dan bukan kabar baik bagi sektor eceran. "Dengan banyak perusahaan masih dalam proses untuk menekan ongkos, dan angka pengangguran masih lebih tinggi dari saat kenaikan gaji lebih tinggi sebelumya, tampaknya pertumbuhan ekonomi tidak akan membaik dalam waktu dekat." kata Williamson baru-baru ini.