Rabu 12 Nov 2014 17:09 WIB

Myanmar Jadi Tuan Rumah KTT ASEAN

Rep: Gita amanda/ Red: Esthi Maharani
Laut Cina Selatan
Foto: timegenie.com
Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Myanmar bersiap menyambut para pemimpin dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia Tenggara (KTT ASEAN). KTT ini merupakan kali pertama Myanmar menjadi tuan rumah sejak reformasi politik di negara tersebut.

Dilansir dari Aljazirah, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang akan bergabung dengan para pemimpin ASEAN di ibukota Nay Pyi Taw. Mereka berencana menggelar pertemuan krusial terkait sengketa teritorial di Laut Cina Selatan.

Diskusi segar mengenai batas maritim di Laut Cina Selatan kemungkinan akan digelar. Di kawasan tersebut, Vietnam dan Filipina terus berupaya mencari dukungan AS terkait klaim mereka atas wilayah perairan yang diperebutkan.

Jalur laut merupakan kepentingan strategis yang luar biasa untuk semua orang, termasuk Washington. Wilayah perairan yang disengketakan melayani sepertiga dari transit pengiriman dunia. Perairan juga kaya dengan ikan dan diyakini memiliki cadangan minyak dan gas alam yang besar di dasar laut.

Cina yang selama ini mengklaim sebagian besar wilayah perairan Laut Cina Selatan, telah meningkatkan patroli angkatan lautnya dalam beberapa bulan terakhir. Sementara kilang minyak di wilayah yang juga diklaim oleh Vietnam, memicu kerusuhan anti-Cina yang mematikan. Taiwan, Brunei dan Malaysia juga mengklaim bagian-bagian dari Laut Cina Selatan.

KTT ASEAN dimulai dengan pertemuan antara menteri-menteri di kawasan Asia Tenggara. Barulah pada Kamis (13/11) pertemuan akan diperluas, dengan melibatkan para pemimpin dari Rusia, Cina, India, Jepang dan Korea Selatan.

Obama dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Myanmar Thein Sein dan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi. Kunjungan Obama juga menunjukkan dukungannya untuk pemilihan yang dijadwalkan akhir 2015 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement