REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Presiden Filipina Benigno Aquino akan bertemu dengan sekutu keamanan utamannya, Jepang dan Australia, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Myanmar. Mereka rencananya akan membahas mengenai gangguan Cina di barat Laut Filipina.
Situs berita Inquirer.net melaporkan, Aquino dijadwalkan menggelar pertemuan pribadi dengan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Rabu sore. Aquino juga dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
Selama ini Filipina telah menerima dukungan yang kuat dari Jepang dan Australia dalam kerja sama keamanan dan peningkatan kemampuan maritim. Jepang diketahui juga memiliki sengketa wilayah dengan Cina terkait pulau Senkaku di Laut Cina Timur. Sementara Australia telah menyuarakan keprihatinan atas sengketa maritim di Laut Cina Selatan.
Sebelumnya Aquino bertemu dengan Abe pada 24 Juni, setelah puncak ketegangan atas desakan Cina yang mengklaim seluruh kawasan Laut Cina Selatan. Sengketa dengan Cina dan integrasi ekonomi ASEAN akan menjadi agenda penting Aquino dalam KTT ASEAN di Myanmar.
Ini merupakan kali pertama Aquino duduk dalam KTT ASEAN bersama para 'pesaingnya' atas sengketa Laut Cina Selatan seperti Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Sejak Filipina secara resmi pada Maret, menantang klaim Cina di pengadilan arbitrase di Den Haag.
Filipina menggarisbawahi cara-cara damai dan menghormati hukum internasional, untuk menyelesaikan sengketa gangguan kapal Cina ke zona ekonomi eksklusif Filipina. Aquino juga diharapkan bisa mengatasi ancaman wabah ebola, mitigasi dan keprihatinan keamanan global selama KTT ASEAN dan KTT Asia Timur ke-9.
Presiden akan terbang kembali ke Manila pada Kamis (13/11), setelah bertemu singkat dan menyapa sekitar dua lusin pekerja Filipina di Naypyitaw.
Duta Besar Filipina untuk Myanmar Alex Chua mengatakan, Aquino akan berdiskusi dengan rekan-rekan ASEANnya mengenai hambatan dan persiapan menghadapi integrasi ekonomi ASEAn tahun depan.
Sementara pada KTT Asia Timur, Aquino dijadwalkan akan membahas masalah keamanan internasional dan regional."Saya berharap isu-isu non-tradisional seperti perubahan iklim, wabah ebola dan pengembangan keamanan regional akan jadi agenda utama," kata Chua.