REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angka kematian ibu melahirkan meningkat di negara Afrika Barat terlanda wabah Ebola, dengan satu dari tujuh di antaranya terancam meninggal, karena ketakutan tertular virus lewat cairan tubuh membuat warga enggan menolong.
Dilansir dari Reuters, Kamis (12/11) data kependudukan PBB memperkirakan sekitar 800 ribu perempuan di Sierra Leone, Guinea dan Liberia akan melahirkan dalam masa 12 bulan ke depan.
Dari jumlah tersebut, 120 ribu di antaranya menghadapi komplikasi yang mengancam nyawa jika mereka tidak mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan dan puluhan ribu diantaranya terancam meninggal, demikian dilaporkan kelompok DEC yang terdiri atas 13 badan amal Inggris, termasuk Save The Children dan ActionAid.
Kepala AuctionAid di Liberia Korto Williams mengatakan banyak perempuan yang dibiarkan melahirkan sendiri karena stigma dan pengabaian, akibat warga sekitar yang takut tertular Ebola memilih menjauh.
Terlalu banyak perempuan yang tewas karena kurangnya layanan kesehatan, katanya, dan menambahkan adanya cuplikan video di internet yang menggambarkan para perempuan melahirkan di jalanan di Monrovia tanpa seorangpun menolong.
Ia mengatakan prediksi mengerikan bahwa satu dari tujuh ibu melahirkan berisiko meninggal merupakan skenario terburuk, namun ia menambahkan, "Kita harus melakukan lebih banyak lagi untuk membuat hal ini tidak menjadi kenyataan. Kita harus memastikan bahwa perempuan hamil mendapat rawatan yang sangat mereka butuhkan atau kita akan melihat angka kematian melahirkan melonjak", katanya.
Epidemi Ebola terburuk yang muncul di Guinea pada Maret ini telah menginfeksi lebih dari 13 ribu orang dan menewaskan hampir 5 ribu orang di tiga negara paling parah terkena, demikian data Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Pakar kesehatan dunia memperingatkan, akibat klinik disibukkan dengan ribuan kasus Ebola, pasien dengan penyakit lain seperti malaria, tuberkulosa, dan pasien yang sangat membutuhkan perawatan medis segera, tampaknya akan terkena dampaknya.
"Ebola memberikan dampak besar pada isu kesehatan yang lebih luas seperti layanan kesehatan untuk ibu," kata ketua eksekutif Save The Children Justin Forsyth.
"Tidak ada anak-anak yang pergi sekolah sejak Maret dan ibu hamil menghindari klinik kesehatan dan rumah sakit," katanya.
Dalam sebuah pernyataan bersama, ke-13 badan amal itu mengatakan mempercepat pembentukan pusat-pusat perawatan yang fokus pada Ebola sehingga fasilitas kesehatan lain bisa berfungsi dengan normal, akan sangat penting untuk menghindari kekhawatiran meningkatnya kematian ibu melahirkan.
Kelompok tersebut juga menyerukan ditambahnya peralatan pelindung dan sanitasi serta unit-unit rawatan, terutama untuk pekerja kesehatan, sehingga para bidan bisa bekerja dengan aman tanpa risiko berarti.