Kamis 13 Nov 2014 09:22 WIB

PBB Serukan Upaya Guna Cegah Kematian Anak Akibat Pneumonia

PBB
PBB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Walaupun terjadi penurunan besar angka kematian anak akibat pneumonia memperlihatkan strategi untuk mengalahkan penyakit itu berhasil, UNICEF menyatakan masih banyak yang perlu dilakukan guna mencegah ratusan ribu anak meninggal akibat penyakit itu.

"Pneumonia, atau radang paru-paru, masih menjadi penyakit yang sangat berbahaya --penyakit tersebut menewaskan lebih banyak anak yang berusia lima tahun dibandingkan dengan gabungan HIV/AIDS, malaria, cedera dan campak. Meskipun jumlahnya berkurang, dengan hampir satu juta kematian setiap tahun, ada peluang untuk merasa puas diri," kata Mickey Chopra, Kepala Program Kesehatan Global Dana Anak PBB (UNICEF), di dalam satu siaran pers.

"Kemiskinan adalah faktor resiko terbesar, dan itu berarti upaya kita perlu menjangkau setiap anak, tak pedua seberapa tersisihkannya mereka," katanya.

Pneumonia masih termasuk pembunuh utama bagi anak-anak -- dengan jumlah 15 persen kematian, atau rata-rata 940.000 anak per tahun. Tapi kematian akibat penyakit tersebut telah turun sampai 44 persen sejak 2000, demikian data statistik UNICEF belum lama ini.

Kematian akibat pneumonia adalah yang tertinggi di kalangan masyarakat desa, kata badan dunia tersebut, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Polusi rumah tangga adalah penyebab utama radang paru-paru, sehingga anak-anak dari rumah tangga yang mengandalkan bahan bakar padat seperti kayu, kotoran dan arang untuk memasak atau memanaskan sangat beresiko.

Rumah yang padat penghuni juga menjadi salah satu penyebab lebih tingginya angka pendertai pneumonia. Selain itu, anak dari keluarga miskin lebih kurang mungkin untuk diimunisasi terhadap campak dan batuk rejan, yang juga termasuk penyebab utama penyakit tersebut, sehingga berbagai strategi harus ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, kata UNICEF.

Meningkatnya penggunaan vaksin pneumonia, terutama di negara yang berpenghasilan rendah, telah mengarah kepada kemajuan dalam melawan penyakit itu, tapi kesenjangan masih ada bahkan di negara dengan cekupan luas.

"Menutup jurang perawatan antara orang miskin dan yang lebih mapan penting untuk menurunkan kematian yang sebenarnya bisa dicegah akibat pneumonia," kata Mickey Chopra. "Makin banyak kita memberi perhatian pada penyebab dan penyelesaian yang diketahui, makin cepat kita bisa mengendalikan momok bagi anak-anak ini."

Hari Pneumonia Dunia diperingati setiap tahun pada 12 November untuk meningkatkan kesadaran mengenai pneumonia, meningkatkan pencegahan dan perawatan, dan mengerahkan tindakan untuk memerangi penyakit. PBB pertama kali memperingati hari itu pada 12 November 2009.

Pneumonia adalah satu bentuk infeksi pernafasan akut yang mempengaruhi paru-paru, membuat orang merasa sakit saat bernafas dan membatasi asupan oksigen. Pneumoni adalah pembunuh terbesar anak-anak yang berusia di bawah lima tahun di seluruh dunia. Hampir satu dari lima kematian anak setiap tahun di dunia terjadi akibat pneumonia. Terlebih lagi, itu adalah penyakit yang bisa diobati dan dicegah melalui vaksin, pengobatan dengan menggunakan anti-biotik, dan peningkatan kebersihan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement