Kamis 13 Nov 2014 10:49 WIB

Kepada PBB, Presiden Jokowi Serukan Kemerdekaan Palestina

Presiden Jokowi bersama Wali Kota Solo Solo FX Hadi Rudyatmo.
Foto: Antara
Presiden Jokowi bersama Wali Kota Solo Solo FX Hadi Rudyatmo.

REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memainkan peran yang lebih nyata guna mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

"Kita mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan kita mengharapkan peran PBB lebih nyata, lebih konkret, dan riil," katanya setelah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Nay Pyi Taw, Myanmar, Kamis.

Presiden Jokowi menerima Ban Ki-moon selama lebih kurang 30 menit di sela menghadiri rangkaian Pertemuan Puncak (KTT) Asia Timur (EAS).

Sebelumnya, Presiden Jokowi beberapa kali telah menyatakan dukungannya pada kemerdekaan Palestina dalam kampanye pencalonan presiden.

Sementara itu, kebijakan Pemerintah Indonesia untuk mendukung terbentuknya negara Palestina yang berdaulat telah disampaikan dalam berbagai forum.

Selain membahas mengenai kemerdekaan Palestina, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi dan Ban Ki-moon juga membahas mengenai isu kelompok Negara Islam dan perubahan iklim.

"Kita diminta untuk ikut bersama-sama dengan negara-negara yang lain memerangi ISIS dan kita sampaikan bahwa Indonesia sudah memulai itu," kata Presiden.

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai pendekatan yang berbeda. Jika negara lain menggunakan pendekatan keamanan, kata Presiden, Indonesia sebagai negara Muslim juga mempunyai pendekatan keagamaan dan pendekatan budaya.

"Saya kira itu lebih mempunyai dampak yang jelas karena kalau kekerasan dilawan kekerasan akan menimbulkan kekerasan yang lain," katanya.

Dalam rangkaian lawatannya ke Beijing, Tiongkok dan Nay Pyi Taw, Myanmar, Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara.

Para pemimpin negara itu antara lain Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Vietnam Truong Tan Sang dan Perdana Menteri Selandia Baru John Key.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement