Kamis 13 Nov 2014 10:58 WIB

Israel Setujui Pembangunan 200 Rumah Ilegal Baru

Rep: Gita Amanda/ Red: Erdy Nasrul
Pemukiman Yahudi Israel di Tepi Barat
Foto: REUTERS
Pemukiman Yahudi Israel di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Pemerintah Israel telah memberikan persetujuan awal untuk membangun 200 rumah pemukim ilegal baru di Yerusalem timur. Langkah ini dinilai mengancam memperdalam konflik Israel dan Palestina, setelah kerusuhan atas situs tersuci kota itu.

Pengumuman pada hari Rabu terjadi beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dijadwalkan tiba di negara tetangga Yordania. Kunjungan Kerry salah satunya bertujuan untuk memulihkan ketenangan.

Dilansir dari Aljazirah, juru bicara kantor walikota Brachie Sprung, mengatakan telah menyetujui 200 rumah pemukiman di wilayah Ramot. Sprung mengatakan itu hanya tahap awal dari proses perencanaan, yang berarti konstruksi akan berlanjut.

Dia juga mengatakan para pejabat kota menyetujui tambahan 174 rumah untuk konstruksi di lingkungan Arab.

Sebagian besar kekerasan baru-baru ini berasal dari ketegangan di sekitar komplek Yerusalem yang dihormati oleh umat Islam dan Yahudi. Runtuhnya pembicaraan damai yang ditengahi AS, perang Israel musim panas lalu di Jalur Gaza melawan Hamas, dan pembangunan pemukiman Israel di Yerusalem timur telah memperdalam konflik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement