REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Jejaring sekolah swasta di Pakistan mengumumkan gerakan Anti-Malala. Mereka mengutuk peraih Nobel Perdamaian tahun 2013 tersebut karena dukungannya untuk novelis kontroversial Salman Rushdie.
"Kita semua respek untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan, tapi pihak Barat telah menciptakan persona yang bertentangan dengan konstitusi dan ideologi Islam Pakistan," ujar presiden organisasi Mirza Kashif Ali seperti dilansir IslamOnline, Kamis (13/11).
Aksi protes yang dilakukan Senin (11/11) lalu ini dilakukan oleh sekitar 150.000 siswa dan pengajar sekolah swasta se-Pakistan. Mereka membawa banner bertuliskan, "I am Not Malala".
Tahun lalu, semua sekolah swasta Pakistan melarang anggotanya membeli buku Malala Yusufzai yang berjudul I am Malala. Mereka mengatakan buku tersebut anti-Pakistan dan anti-Islam.
Menurut federasi sekolah Pakistan, buku yang ditulis oleh wartawan Inggris Christina Lamb tersebut terlalu bersimpati kepada novelis Inggris, Salman Rushdie. Rushdie adalah penulis kontroversial yang karyanya menghujat Alquran dan Islam, berjudul Satanic Verses pada tahun 1988.
Otobiografi I am Malala mendapatkan ketenaran di seluruh dunia. Namun, buku tersebut menimbulkan kontraversi di Tanah Air Malala sendiri karena mengandung unsur eksploitasi oleh Barat untuk memfitnah Islam dan Pakistan dengan kedok Taliban.
Selain itu, banyak pihak yang percaya bahwa buku tersebut itu ditulis oleh ayah Malala, Ziauddin. Ia merupakan pemilik dan kepala sekolah dimana Malala belajar.
"Jelas bahwa Malala memiliki hubungan dengan Salman Rushdie dan sejalan dengan klubnya," kata Ali.