REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Bom mobil kembar menghantam dekat bangunan-bangunan kedutaan tertutup Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) di ibu kota Libya yang dikendalikan milisi Kamis, kata seorang koresponden AFP dan seorang pejabat UEA.
Dua penjaga di luar kompleks kedutaan Mesir yang kosong terluka dalam ledakan pertama, menurut laporan kantor berita Libya LANA.
Tiga penjaga di luar kompleks kedutaan UEA yang kosong juga terluka, kata seorang pejabat senior kepada AFP di Abu Dhabi.
Kedua pemerintah dianggap bermusuhan dengan milisi-milisi yang dipimpin kubu Islamis yang menyita Tripoli pada Agustus dalam serangan di mana pesawat-pesawat tempur UAE melakukan serangan terhadap mereka dari negara tetangga Mesir.
Bom pertama meledak di tempat parkir dekat dengan gedung kedutaan Mesir, menghancurkan beberapa jendela, kata koresponden AFP melaporkan.
Yang kedua meledak beberapa menit kemudian di luar kompleks misi UEA, melukai tiga penjaga, yang bukan Emirat, kata pejabat Abu Dhabi.
"Ini merupakan indikasi keadaan tanpa hukum di wilayah Tripoli," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Ia mengatakan ledakan itu menunjukkan perlunya dukungan yang lebih besar untuk pemerintah Libya yang diakui secara internasional, yang berlindung di kota timur terpencil setelah pengambilalihan milisi ibu kota.
"Kondisi sulit diatur kita lihat akan memburuk lebih lanjut jika milisi garis keras terus mengontrol ibu kota Libya," katanya.
Washington menegaskan bahwa Abu Dhabi meluncurkan serangan udara terhadap pejuang milisi dari basis Mesir pada Agustus dalam upaya yang gagal untuk mencegah menangkap bandara Tripoli.
Mesir telah membantah berpartisipasi dalam serangan itu.
Mesir menutup kedutaan besarnya di Tripoli pada Januari dan UEA mengikutinya pada Mei karena kondisi keamanan di ibu kota memburuk.
Tiga tahun setelah Moamer Gaddafi digulingkan dan dibunuh dalam oleh pemberontakan yang didukung NATO, Libya kini dibanjiri dengan senjata dan milisi yang kuat, dan menjalankan pemerintah saingan serta parlemen.