REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa kemajuan menuju eliminasi campak saat ini terhambat bahkan terhenti dengan jumlah kematian akibat campak meningkat dari perkiraan 122.000 orang pada 2012 menjadi 145.700 orang pada 2013.
Dalam data terbaru yang dikeluarkan oleh Laporan Mingguan WHO Mengenai Epidemi dan Laporan Mingguan Jumlah Kesakitan dan Kematian dari Centers for Disease Control and Prevention's (CDC) disebutkan perkiraan jumlah kematian akibat campak pada 2013 menunjukkan penurunan sebesar 75 persen sejak tahun 2000, namun masih jauh dibawah target pengurangan kematian sebesar 95 persen diantara 2000-2015 atau target Millenium Development Goals (MDGs).
"Buruknya cakupan vaksinasi campak telah menyebabkan timbulnya wabah dari penyakit yang sangat menular ini dan menyebabkan target tahun 2015 kemungkinan tidak tercapai," kata Dr Peter Strebel dari Departemen WHO Imunisasi, Vaksin dan Biologis.
Negara-negara anggota WHO diimbau memprioritaskan untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian cakupan vaksinasinasi karena kegagalan untuk menahan wabah tersebut dapat menggagalkan upaya penanggulangan yang telah dilakukan selama satu dekade.
Seluruh negara anggota WHO di enam kawasan telah menentukan target untuk eliminasi campak dan pencapaian target itu merupakan salah satu dari enam tujuan dari Rencana Aksi Vaksinasi Global yang didukung oleh seluruh negara dalam World Health Assembly (WHA) 2012.
Meskipun dapat dicegah dengan vaksinasi, campak masih merupakan penyebab dari banyak kematian dan kecacatan pada anak-anak diseluruh dunia.
Upaya kuat akan dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi yang telah dicapai dan untuk terus mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat campak.
WHO dan partner yang tergabung dalam Inisiatif Campak dan Rubella telah mengeluarkan peringatan sejak beberapa tahun terakhir bahwa penyakit tersebut memiliki potensi untuk kembali mewabah jika upaya vaksinasi dan surveilans tidak dipertahankan dan diperkuat.