REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) mulai melakukan peninjauan terhadap lebih dari 120 pengobatan potensial bagi para pasien Ebola, kata badan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu, Jumat (14/11). Sejauh ini belum ada pengobatan yang benar-benar berhasil dan beberapa di antaranya memang tidak berhasil.
Ilmuwan WHO Martin Friede mengatakan satu jenis obat yang digunakan untuk mengobatan pasien HIV, yaitu lamivudine, sudah mulai dilihat sebagai obat potensial untuk 'memberantas' Ebola. Hal ini setelah satu dokter menggunakannya yang kemudian diikuti dokter lainnya.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, WHO menyimpulkan lamivudine tidak berdampak terhadap Ebola dan sebaiknya tidak diberikan.
Sementara itu, lanjutnya, obat jenis ZMapp yang merupakan obat buatan Amerika Serikat masih belum terbukti efektif. Menurutnya, efek yang jelas terlihat dari ZMapp atau obat-obat lain yang telah dicoba bisa saja merupakan hasil perawatan yang baik yang diterima para pasien, atau fakta bahwa mereka bergizi baik sebelum jatuh sakit, atau karena menggunakan obat-obatan lain.
"Karena pasien-pasien ini mendapat obat beragam --banyak di antara mereka yang mendapat dua, tiga atau bahkan kadang-kadang sampai empat obat-- kami tidak dapat menyimpulkan apapun," katanya.
"Kami tidak bisa menyimpulkan bahwa obat-obat itu berhasil. Itu kesimpulannya."