REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ketegangan yang terjadi di Yerusalem mulai mereda setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan kesepakatan tentang langkah-langkah untuk mengurangi berbagai ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina pada Jumat lalu.
Kompleks Masjid Al-Aqsa yang merupakan Situs Suci umat Islam menjadi titik pangkal terjadinya sejumlah ketegangan di Yerusalem. Warga Palestina marah atas kebijakan Pemerintah Israel yang secara semena-mena menutup akses masuk ke Masjid Al-Aqsa bagi jamaah yang hendak beribadah.
Kerry dalam sejumlah pertemuan dengan kedua belah pihak bersama Yordania pada Kamis mengatakan bahwa baik Israel maupun Palestina harus menahan diri agar bentrokan tidak semakin meluas.
Untuk itu, Kerry mengumumkan bahwa pembatasan usia yang dilakukan Israel terhadap jamaah yang hendak beribadah di Masjid Al-Aqsa telah dicabut.
"Setiap laki-laki dari segala usia kembali diizinkan untuk melakukan ibadah sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa," kata juru bicara polisi Israel Mickey Rosenfeld kepada AFP, Sabtu (15/11).
Amir (18), warga Palestina, mengatakan kegembiraannya kembali diizinkan untuk Sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa untuk pertama kalinya sejak Juli lalu. "Sudah empat bulan saya belum bisa berdoa di Al-Aqsa pada hari Jumat, bahkan selama bulan suci Ramadhan," katanya.
Polisi mengatakan bahwa 40.000 jamaah menghadiri shalat Jumat pada Jumat kemarin yang berakhir tanpa insiden.