REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- ISIS menyebarkan sebuah rekaman suara yang berisi ajakan gelora jihadkepada seluruh pengikunya. Adapun rekaman tersebut dibuat hanya beberapa hari setelah serangan udara pasukan koalisi Amerika Serikat ke basis kekuasaan ISIS di Iraq.
Sebagaimana dilansir dari SMH, Sabtu (15/11) masih belum dapat dikonfirmasi apakah rekaman tersebut memang merupakan suara Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang dikabarkan tewas dalam serangan udara Jumat pekan lalu di bagian utara dan barat Irak.
"Yakinlah wahai saudara-saudaraku sesama Muslim. Negara kita (ISIS) aman," kata suara rekaman tersebut, yang terpublikasi berikut transkripnya pada Kamis (13/11) lalu.
Juga, masih belum bisa dipastikan kapan rekaman suara itu dibuat. Bagaimanapun, isi rekaman ini berkaitan dengan keputusan Presiden Obama pada 7 November lalu yang melipatgandakan jumlah tentara Amerika Serikat di Irak mencapai hampir 3 ribu personil.
Dalam rekaman suara itu, ISIS juga mengejek Pemerintah Amerika Serikat terkait kehancuran dan kematian rakyat Irak. ISIS bersumpah, akan menumpas habis militer Amerika Serikat.
Amerika Serikat dan sekutunya membawa ratusan persenjataan udara untuk menumpas gerakan militansi di Irak dan Suriah sejak Agustus tahun ini. Namun, perlawanan tetap berlangsung.
"Serangan udara Amerika Serikat siang dan malam terhadap basis ISIS tidak akan memperkecil perlawanan kita," seru suara rekaman itu di sepanjang waktu 17 menit.
Rekaman suara ini terpublikasikan secara on line oleh tim media resmi ISIS, al-Furqan. Rekaman tersebut tampak autentik dan tidak beda dari rekaman-rekaman suara yang telah dipublikasikan sebelumnya.
Sementara itu, pakar dan peneliti ISIS, Hisham al-Hashemi, mengatakan, ISIS memang sudah diprediksi akan membuat rekaman suara pasca-serangan udara beberapa pekan lalu.
"Entah itu suara al-Baghdadi, atau seorang pemimpin ISIS yang baru," tegasnya.
Al-Baghdadi mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah ISIS dari Mosul pada Juni tahun ini. Secara de facto ibukota ISIS adalah Raqqa, sebuah kota di Suriah. Dengan demikian, al-Baghdadi bukanlah berasal dari basis ISIS. Adapun al-Baghdadi sendiri sempat menghabiskan waktu selama 10 bulan di sebuah pusat tawanan Amerika Serikat di Irak pada 2004.
ISIS menyatakan diri sebagai Negara Sunni dan sangat anti dengan negara-negara Arab yang beraliansi dengan Amerika Serikat.
"Wahai semua tentara ISIS! Gelorakan jihad di manapun! Terangi bumi dengan api yang memusnahkan diktator penindas," demikian seruan al-Baghdadi.