REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Khutbah Jumat pertama di Katedral Nasional Washington terganggu akibat ulah seorang ibu. Ia yang hanya seorang diri masuk ke dalam gereja tersebut dan berteriak-berteriak.
"Yesus Kristus disalib di sebelah sana," teriak dia, dikutip dari laman Reuters, Sabtu (16/11). "Keluar dari gereja kami. Tinggalkan gereja kami," ucap dia lagi.
Meski begitu, amukan sang ibu sama sekali tak menghentikan aktivitas khutbah yang bertema toleransi. Perempuan itu langsung ditarik keluar oleh petugas dan polisi katedral.
Khatib Jumat, Ebrahim Rasool memang menjelaskan soal kebebasan beragama dan mengutuk keras para ekstrimis yang menjadi ancaman dunia.
"Mereka menyerang, memenggal kepala wartawan, mengeksekusi warga sipil dan menyatakan perang kepada siapa pun yang berbeda," ujar dia.
Sejak tahun 1907, Gereja Neo-Gothic Episcopal ini digunakan untuk penyelenggaraan upacara pemakaman tiga presiden. Selain itu juga sebagai lokasi pertemuan diplomatik dan para pejabat.
Sementara itu ibu tersebut sama sekali tak ditahan atas kejadian itu. Ia juga tak menjelaskan alasan ia mengganggu shalat Jumat tersebut.
"Aku tidak melakukannya untuk diriku, aku melakukannya untuk Tuhan," papar dia.