REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE - Di akhir pertemuan Konferensi G20, para pemimpin dunia berkomitmen untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi hingga 2,1 persen pada 2018.
Sebagaimana diberitakan oleh BBC, Senin (17/11), mereka sepakat untuk mengadakan diskusi yang mempertemukan para menteri keuangan pada Februari tahun depan. Kesepakatan ini selanjutnya dikenal sebagai Brisbane Action Plan. Target ini merupakan capaian ambisius bagi negara-negara anggota G20. Pasalnya target ini dicanangkan di tengah resesi global yang mengakibatkan perlambatan ekonomi.
Dalam pidatonya, PM Australia Tony Abbot mengatakan reformasi ekonomi akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Dia juga menggarisbawahi rencana peningkatan partisipasi Kaum Hawa dalam angkatan kerja. “Kita juga harus membereskan kasus-kasus penggelapan pajak oleh perusahaan-perusahaan multi nasional,” papar Abbot.
Abbot secara langsung juga menyatakan harus ada langkah yang tegas dan efektif dalam menyikapi perubahan iklim. AS dan para pemimpin Eropa telah mendesak Abbot agar menyatakan ketegasannya dalam mengatasi bahaya perubahan iklim dalam Konferensi yang dihelat di Brisbane ini. Sebelumnya Abbot menerima banyak kritikan karena tidak mengangkat isu perubahan iklim dalam konferensi ini.
Sementara itu, di sela konferensi Presiden AS Barack Obama bertemu dengan pemimpin Jepang dan Australia. Mereka berdiskusi mengenai resolusi perdamaian yang mungkin dilakukan di wilayah Laut Cina Selatan.
Para pemimpin negara-negara G20 juga merilis pernyataan bahwa mereka akan berjanji ikut membantu penanganan wabah ebola di Afrika Barat. Mereka berkomitmen melakukan serangkaian upaya untuk memastikan bahwa dunia mampu meredakan wabah mematikan tersebut. Selain itu upaya penanganan juga ditujukan untuk menstabilkan ekonomi dalam jangka menengah.