Senin 17 Nov 2014 12:10 WIB

'Netanyahu Dalang Kerusuhan di Desa Arab di Israel'

Rep: CR02/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM- Ketua oposisi Israel yang juga ketua Partai Buruh Isaac Herzog, mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merupakan dalang atas kerusuhan di desa-desa Arab di Israel.

Bentrokan meletus antara penduduk Arab dari Kafr Kanna, sebuah kota mayoritas Arab di Israel utara dengan polisi Israel awal bulan ini. Bentrokan terjadi setelah peristiwa pembunuhan Khair al-Din Hemdan, yang ditembak polisi Israel karena diduga mencoba menyerang polisi dengan pisau.

“Mereka yang menuangkan minyak di atas api tidak perlu heran oleh panasnya api,” kata Herzog pada hari Sabtu (15/11/2014).

World Bulletin melaporkan, para buruh juga melakukan aksi pemogokan kerja dan melakukan unjuk rasa terhadap pembunuhan remaja berusia 22 tahun itu.

Herzog mengomentari eskalasi kekerasan di kota-kota dan desa-desa Arab, menyusul komentar Netanyahu yang mengancam bahwa “orang Arab Israel yang terlibat dalam kekerasan akan dipaksa untuk tinggal di daerah Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

"Untuk semua orang yang berteriak melawan Israel dan berdemonstrasi menentang itu - Anda dipersilakan untuk pindah ke Otoritas Palestina atau ke Gaza, Israel tidak akan berdiri di jalan," kata Netanyahu seperti dikutip oleh Radio Israel.

Ketegangan telah berjalan tinggi di wilayah itu sejak pemerintah Israel melakukan pembatasan akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur setelah penembakan seorang rabi Yahudi ekstrimis di kota sebelum pembukaan kembali itu jam kemudian.

Kerusuhan dipasang lebih lanjut setelah pasukan Israel menewaskan seorang pemuda Palestina yang diduga menembak rabi dalam serangan pekan lalu di rumahnya di Yerusalem Timur. Beberapa anggota parlemen Israel juga telah memasuki kompleks masjid dalam beberapa hari terakhir, hal itu jelas menimbulkan kemarahan umat Muslim dan kecaman resmi dari negara-negara Arab dan Muslim lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement